Anda suka sayur? Syukurlah. Anda sangat senang makan dengan lalapan? Syukurlah. Anda vegetarian? Syukurlah. Kami para petani sangat senang sebab hasil pertanian yang melimpah tentu akan laris sekali. Namun harus diingat, sebelum memasak sayur apalagi menyantap mentah-mentah sebagai lalapan sayur mayur harus dicuci dahulu dengan air bersih yang mengalir . Ini alasannya.
Pertama, sepuluh hari hingga seminggu menjelang panen biasanya tanaman sayur disemprot pupuk untuk meningkatkan lagi kesuburan tanaman. Kemudian disemprot lagi dengan pestisida untuk mengurangi serbuan hama.Â
Jika satu-dua hari menjelang panen tiba hujan banyak kemungkinan pupuk cair dan pestisida luntur tersiram air hujan. Namun di musim kemarau atau tidak tersiram hujan besar kemungkinan pupuk dan pestisida menempel lekat pada sayuran. Harus diingat pula uap pestisida atau pupuk tidak selalu berasal dari semprotan sendiri tetapi juga dari sawah sebelah yang terbawa angin.
Kedua, setelah panen atau dipetik sayur kemudian diikat lalu dicuci di parit pengairan atau sungai kecil terdekat. Pencucian ini tujuannya hanya untuk merontokkan tanah yang masih menempel di akar dan batang serta sayur yang telah dipetik tetap segar selama perjalanan menuju konsumen. Jadi bukan untuk membersihkan dari pupuk dan pestisida.
Pertama, mata air dan telaga bahkan air terjun oleh masyarakat tradisional masih digunakan secara umum dan terbuka untuk mandi cuci dan kakus (MCK). Tentu air telah tercemar oleh bahan-bahan kimia mulai sabun mandi, sabun cuci, dan shampo. Â
Jika yang mandi adalah para bidadari dan peri seperti Nawang Wulan atau para prameswari seperti Ken Dedes, Kencono Wungu, atau Dewi Sri yang cantik-cantik tentu bisa dimaklumi. Namun jika yang mandi Wewe Gombel, Kuntilanak, atau Sundel Bolong bisa dibayangkan semakin kotornya air sungai. Apalagi jika mandi berendam sambil pipis atau bahkan mungkin sedang haid. Cilaka!
Ketiga, parit atau tepi sungai kecil sering dijadikan tempat mencampur pupuk dan pestisida sebelum disemprotkan.
Keempat, hampir mereta seluruh wilayah yang pernah saya kunjungi, sungai dan parit masih dijadikan tempat pembuangan sampah. Mulai dari sampah dapur, pakaian bekas hingga bangkai hewan ternak selain MCK.