Bersulanglah jiwa-jiwa kosong pemburu harta dan kekuasaan dengan secangkir tuba hidangan penghuni neraka.
Senyum terkekeh hanya sekejap terdengar lalu mereka diam dalam kegelapan.
Suatu malam menjelang, senyum terkekeh itu terdengar lagi di sudut ruang tersamar sebuah penjara.
Desah gelak geli genit yang sebentar lagi membisu sebelum fajar tiba mengusirnya.
Jauh di sana di sudut kamar sebuah rumah seorang wanita dalam penantian panjang tergeletak berlumur lumpur pekat dalam selembar satin putih yang menebar harum bunga kenanga.
Desah lelah terengah bukan lagi di sudut penjara tapi rumah mewah tanpa canda tawa ceria.
Dan kala jendela dibuka yang terdengar di luar rumah hanya seekor kedasih yang bersiul rendah memanggil pencabut nyawa.
Semilir angin menyingkap tirai menampakkan seorang pria muda terlentang tak bernyawa dengan tuba di tangan bernama viagra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H