Satu hal yang cukup menarik menonton pertandingan sepakbola yang seru antara Swedia vs Polandia adalah melihat tangisan tertahan yang tampak begitu jelas di wajah Lewandowski. Kapten tim nasional Polandia yang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit ke 84 ternyata timnya harus kebobolan lagi di menit 90+3 sehingga kalah 2-3 dari Swedia. Kenyataan yang pait harus menjadi juru kunci group E di pentas Euro 2020.
Menjadi kapten tim Polandia berbekal permainannya yang luar biasa di Bayern Munich Bundesliga Jerman dengan melesakkan 116 gol ke gawang lawan dari 141 pertandingan adalah prestasi luar biasa. Apalagi bisa menghasilkan trophy kemenangan bagi Bayern Munich baik di pentas bundesliga, Jerman pada 2015, 2016, 2017, dan 2018 serta Liga Champions 2019-2020. Bahkan Lewandowski menjadi pemain terbaik FIFA pada tahun 2020 menggeser Ronaldo dan Messi yang telah berkuasa selama satu dekade. Di liga domestik Polandia, Lewandowski pernah menjadi pemain terbaik pada 2011 & 2012.
Prestasi tinggi di liga Jerman ternyata tak membawa keberhasilan bagi tim nasional Polandia. Kesedihan pun menyeruak dari hatinya. Ia hanya bisa memandang ke langit dengan mata nanar seakan tak percaya apa yang dialami bersama timnya. Kekalahan adalah hal biasa, tetapi menjadi juru kunci setelah bermain 3 kali dengan hasil seri 1 kali dan kalah 2 kali serta kemasukkan 6 gol dan memasukkan 4 adalah hal yang sulit diterima.
Lelaki perkasa ini pun hanya bisa menahan air mata agar hanya bisa menangis dalam hati. Beberapa penonton juga ikut larut dalam kesedihan sekali pun ratusan penonton tetap bernyanyi memberi semangat.
Tentu kita ingat akan Balotelli pemain nasional Italia yang terkenal bengal dan sulit diatur ternyata harus menangis di lapangan dengan mengucurkan deras airmatanya setelah Itali dilumat habis 4-0 oleh Spanyol yang menjadi juara Eropa 2012. Sepanjang permainan, Balotelli tidak berkutik dijaga ketat oleh pemain lini tengah dan pertahanan La Furia Roja, Spanyol.
Tangisan bisa karena sedih. Tangisan juga bisa karena sebuah kebahagiaan. Seperti seorang ayah yang menangis karena bisa mengantar dan menemani anaknya menuju kehidupan yang akan diarungi bersama pujaan hatinya dalam perkawinan.
Prestasi Robert Lewandowski dari id.m.wikipedia.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H