Melangkah lembut empat gadis desa berjalan menuju sanggar pasembahan di ujung timur desa. Seperti tarian pucuk-pucuk pinus di punggung bukit, kebayanya melambai seiring rekahan senyum mereka yang lugu.
Di depan vihara mereka begitu ceria berkisah tentang sesembahan yang usai disajikan pada Sang Badranaya.
Langit cerah pun menemani kebahagiaan mereka yang akan segera kembali ke rumah persiapkan diri sambut hari suci Waisak.
Seribu langkah tanpa lelah berjalan di atas bukit kini tangan mereka kembali menata bunga dan buah.
Di nirwana Sang Buddha merasa bahagia melihat empat gadis desa nan jelita menyambut kesempurnaannya.
Senja memerah indah kala mereka bersimpuh anjani dalam keheningan semesta tanda serah diri pada Sang Maha Kuasa.
Sunyi...
Hanya nyanyian angin senja yang menyambut malam berteman gerhana membawa empat gadis jelita bercengkerama di depan vihara setelah puja sesanti telah purna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H