Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyum Manis di Tepi Kali

6 April 2021   12:00 Diperbarui: 6 April 2021   11:59 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini mentari kembali tersenyum di balik ujung rumpun bambu yang diam terpana menutupi mendung. Rasa bahagia ini menyembul dalam hatiku kala kulihat lagi senyum manismu yang mengembang di antara dedaunan sawi yang kau petik dengan lembut.

Sekali purnama kita telah menunggu hari bahagia ini bersama emak dan bapak yang tak lelah merawat ladang kita yang hanya sepetak saja. Adakah nikmat yang kita lupakan atas panen minggu ini?

Selaksa lelah telah musnah ketika harga kembali membuat kita tersenyum gembira. Seikat seribu rupiah adalah karunia tiada tara daripada seribu tiga.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Lihatlah betapa bapak dan emak juga tertawa. Apalagi Jaka yang sebentar lagi mengajak kita menemui orangtua Musripah calon mertuanya.

Di bawah dangau kita nikmati secangkir kopi sangit dan sepasang jadah bakar yang kau sajikan setelah kita berlelah menghela langkah sepanjang pagi hingga siang di tengah sawah.

Gemercik air sungai di depan kita yang menderas bebatuan dan celoteh riang  anak-anak kita yang bermain di kali semakin menyejukkan hati ini. Adakah karunia Illahi, Sang Pencipta dan Penguasa alam ini yang harus kita lupakan?

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun