Pandemi Covid-19 memang banyak mengubah gaya hidup kita, hampir seluruh umat manusia. Kerja dari rumah, belajar dari rumah, tak boleh membuat kerumunan bahkan terkadang seperti masa peperangan. Masa ada jam malam. Hanya mereka yang terpaksa harus memenuhi kebutuhan dasar untuk tetap mencari nafkah demi kehidupan keluarga harus tetap bekerja keras dengan ke luar rumah. Bahkan saat malam hari yang sepi serta hujan mendera sepanjang hari. Apa boleh buat.
Kita yang terbiasa dengan mobilitas tinggi pun kini terpaku pada kejenuhan yang belum tahu kapan akan berakhir. Tergantung kemauan dan kedisiplinan semua orang dalam menjalankan protokol kesehatan demi terhentinya pandemi Covid-19.
Seperti penulis yang tetap tersenyum walau hari mendung dan hujan terus mendera sehingga tak bisa ke mana-mana dan hanya memandang anggrek bulan yang hampir gugur layu belum laku. Sambil mendendangkan lagu Setangkai Anggrek Bulan karya A. Riyanto yang dilantunkan oleh duet Titiek Sandhora dan Broery Marantika.
Bunga anggrek yang kusayang kini tersenyum berdendang…
Bila engkau berduka matahari tak bersinar lagi
Hatiku untukmu hanyalah untukmu kuserahkan kudambakan
Dirimu dewiku, permata hatiku…. kubayangkan di setiap waktu
Bagai embun pagi hari bunga-bunga segar lagi berkembang harapan hati hari bahagia menanti
- Lirik dan lagu: A. Rijanto