Menjadi petani itu memang asyik. Penuh dinamika. Tak kalah serunya dengan menjadi profesi ekskutif kantoran. Bila pandai mengolah secara profesional maka keuntungan yang diperoleh bisa puluhan juta walau dari tanah setengah hektar lahan dalam sekali musim. Bertani kentang, apel, gandum, cabai, tomat, sawi, dan kangkung pernah penulis posting di sini.Â
Kali ini penulis ingin berbagi cara pengolahan tanah untuk menanam sayur. Memang dalam gambar lebih banyak kangkung namun demikian berlaku juga untuk menanam sawi, kemangi, bayam, dan kangkung. Tetapi tidak berlaku untuk mentimun, kacang panjang, tomat, dan kedelai.
Selanjutnya gali kembali parit pengairan terdahulu serta merapikan atau menata kembali gulutan untuk menanam sayur. Lihat gambar no 2, 3, dan 4. Â
Jika lahan yang dipakai bekas menanam padi, jagung, tebu, kedelai, atau tanaman tanpa gulutan, maka harus membuat gulutan terlebih dahulu selebar 1,5-2m, jangan kurang dari 1,5m sebab menyebabkan banyak air masuk dan lebih dari 2m sebab bisa kekurangan air.Â
Setiap gulutan dibatasi dengan parit pengairan selebar 30-35cm dengan kedalaman 20-25cm saja. Parit ini berfungsi sebagai jalur pengairan. Lihat gambar no 5. Â
Selanjutnya tebarkan benih pada saat tanah masih basah sehingga mudah terangsang tumbuhnya tunas atau kecambah. Bila menanam pada musim kemarau, saat penebaran benih parit wajib terisi air untuk menghindari keringnya lahan dan benih sulit menjadi kecambah atau menumbuhkan tunas baru dan benih-benih yang belum tumbuh menjadi santapan burung. Lihat gambar no: 8. Â
Pada musim hujan parit sebaiknya tidak dialiri air dan pintu parit terbuka sehingga jika hujan lahan tidak tergenang yang dapat menghanyutkan benih lalu tumbuh berserakan tidak rata bahkan tumbuh di parit. Lihat gambar no: 9.Â
Dalam pengairan lahan hendaknya bekerjasama dengan petugas jagatirta atau kuwawa yang menjaga sistem pengairan desa untuk menjaga pasokan air. Lihat gambar no: 10.
Tiga-empat hari kemudiaan akan tumbuh kecambah sebagai tanaman baru. Lihat gambar no: 13. Â Pada hari ke 5 atau 6 semprotkan pembasmi hama khusus untuk mencegah ulat-ulat kecil (tanah) yang akan menggerogoti akar. Hal ini wajib dilakukan tanpa harus menunggu tanaman diserang dulu yang justru akan menghancurkan sebelum tumbuh dengan baik.Â
Tiga-empat hari kemudian lakukan penyiangan (Jawa: matun) yakni mencabuti gulma yang tumbuh di sela-sela tanaman sambil melihat adakah serangan hama selanjutnya.
Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah pembasahan dengan aliran air di parit. Jangan terbalik, dipupuk dulu baru diairi. Hindari pemupukan dan penyemprotan anti hama pada saat hujan. Â
Jika langkah-langkah tersebut dijalankan dengan cukup baik tentu akan menghasilkan panen yang melimpah. Adalah suatu kebahagiaan jika saat panen harga stabil dan menguntungkan.Â
Maka dari itu, ikutilah kelompok tani dan amati lingkungan, tanaman atau sayur apa yang sedang banyak ditanam. Jangan ikut tren yang bisa menjatuhkan harga pada saat panen dan membuat kita sangat kecewa karena harga jatuh bebas dan ongkos petik lebih mahal dari harga jual.Â
Satu hal lagi jangan lupa jika panen berhasil berbagilah dengan keluarga dan tetangga.