* BBM Â untuk menyalakan kayu bakar : Â Â Â 50.000,-Â
* Membeli tanah sebagai bahan baku  :   900.000,-
Jumlah keseluruhan pengeluaran      :  5.050.000,- (lima juta lima puluh ribu rupiah)
Maka keuntungan yang didapat sebesar 9.000.000 - 5.050.000 = 3.950.000 (tiga juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah).Â
Tanah sebagai bahan baku sebenarnya bukanlah pembelian secara langsung, tetapi lebih berarti sebagai ganti untung sebesar 20% yang diberikan pengusaha batu merah kepada pemilik lahan yang tanahnya dijadikan bahan baku.Â
Ganti untung ini istilahnya melasi dari bahasa Jawa melas yang artinya kasihan. Namun di sini bukan berarti kasihan karena iba tetapi tanda kasih atau ucapan terima kasih.
Pengusaha batu bata akan mencari lahan warga yang letaknya cukup tinggi dari permukaan jalan dalam istilah Jawa lemah dhuwur, sehingga jika dibangun sebuah rumah atau bangunan akan menambah beaya untuk membuat plengsengan.Â
Jika terjadi kesepakatan, maka dilahan tersebut akan dijadikan tempat pembuatan sekaligus pembakaran batu merah sampai lahan sejajar atau paling tidak terlalu tinggi dari permukaan jalan.Â
Tentu saja kesepakatan ini tidak boleh merusak lingkungan sekitar bahkan merugikan warga lainnya. Misalnya, tanah diratakan dengan permukaan jalan namun di sisi lain lahan di sebelahnya ikut tergerus hingga membentuk tebing curam yang sewaktu-waktu bisa longsor. Lihat gambar 10.
Campuran tanah, abu, dan air dilumat menjadi adonan hingga lumer lalu dimasukkan dalam cetakan yang setiap batu merah berukuran 12x28 cm. Setiap cetakan bisa mencetak 6 atau 8 batu merah. Ukuran cetakan setiap daerah selalu berbeda.Â