Lama hidup sendiri alias menduda sepeninggal ibunya anak-anak kegiatanku kini lebih banyak terbagi dua, bertani dan menanam bunga. Namun yang paling banyak menanam bunga di halaman rumah yang tak terlalu luas. Bertani kini sudah kuserahkan pada Kang Nyoto sepenuhnya untuk mengelola lebih karena harga sayur yang naik turun tak terkendali. Sekali pun bertani lebih menghibur sebab bisa guyonan dengan sesama petani kala berada di sawah. Sedang merawat bunga di rumah lebih banyak untuk mengenang istri yang senang akan bunga anggrek.Â
Rupanya kegiatanku ini sedikit banyak diperhatikan para tetangga dan teman petani di desa bahkan para pemasok bibit dan obat pertanian. Dan yang paling konyol ada juga yang mengenalkan dua janda padaku.
Aku diam saja. Senyum pun tidak. Bagiku, anggrek secantik dan seanggun almarhum istriku daripada janda yang diajaknya. Janda yang ngetop di desaku walau kaya raya namun suka memeluk pohon besar seperti beringin yang dihuni Mbak Kuntilanak. Jangan-jangan janda bolong ini teman Mbak Kunti. Emoh janda bolong ah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H