Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelet Ampuh Menaklukkan Wanita

17 Oktober 2020   12:07 Diperbarui: 17 Oktober 2020   13:21 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perawakannya cukup atletis dan wajahnya ganteng pula ditambah penampilannya yang rapi seharusnya mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Tapi sungguh sangat mengejutkan dia datang menemuiku dengan tujuan yang sangat mengejutkan: 'minta bantuan menaklukkan wanita yang sangat dicintainya'.

"Sudah berapa lama kau kenal dia?"

"Setahun Mbah..." jawabnya sambil tersenyum malu yang menunjukkan bahwa dia termasuk pria kurang berani menghadapi wanita.

"Berapa kali pergi berdua sekedar jalan-jalan dan makan berdua?"

"Jalan-jalan sudah cukup sering tapi makan berdua belum pernah," jawabnya lugu.

"Pernah pergi ke mall dan mengajak membeli sesuatu?" tanyaku sedikit menyelidik.

"Kalo ga salah tiga kali kuajak memilihkan baju kesukaanku."

"Hla dia kau belikan apa?"

"Dia ga minta ya ga kubelikan!"

"Pelit amat....!" Kataku tanpa tedeng aling-aling.

"Bukan begitu Mbah... Kalo aku membelikan tanpa dia meminta kukuatirkan dianggap pamer," katanya membela diri.

"Justru kamu beli untuk keperluanmu sendiri itu kamu pamer kepelitanmu!"

Dia hanya menunduk saat kukotbahi seperti ini. Dalam hati kubertanya pemuda macam apa dia ini.

"Pernah nonton bioskop Pretty Woman?"

"Wah, Mbah ternyata suka nonton bioskop ya... Belum Mbah. Kisah apa itu Mbah?"

"Cari saja di YouTube. Sekarang coba ambil dompetmu dan keluarkan semua isinya," pintaku sambil menatapnya yang tampak kebingungan. Diambilnya dompet dari saku celana dan semua yang ada di dompet dikeluarkannya. Beberapa saat kupandang semua isi dompet sambil membaca mantra.

"Sepulang dari sini, segera ajak wanita kesayanganmu jalan-jalan, berbelanja dan belikan dia sesuatu yang disenanginya, lalu ajak makan bersama."

Pemuda ini mengangguk pelan.

"Jangan kau yang bayar!"

Dia sedikit terhenyak mendengar perkataanku ini.

"Hlo katanya ga boleh pelit Mbah..."

"Maka dari itu berikan ini beserta nomer PIN-nya biar dia yang bayar," kataku sambil memberikan kartu debit miliknya yang dikeluarkan dari dompetnya tadi.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dua tahun telah berlalu, aku hampir lupa dengan pemuda ini. Maklum, ternyata zaman seperti ini masih banyak juga anak muda, entah pria entah wanita, yang tidak pede menaklukkan hati idamannya. 

Siang kemarin dia datang bersama seorang wanita manis yang menggendong seorang gadis mungil berumur sekitar dua tahun. Setelah turun dari SUVnya, ia mengenalkan istri dan putrinya.

Kala istri dan putrinya bermain di bawah pohon langsep sebelah rumahku, pemuda ini berkata lirih: "Mbah... nasehatnya luar biasa. Setahun dari sini kami menikah dan empat bulan kemudian putri kami lahir."

Empat bulan menikah putrinya sudah lahir?

Duh dewa jagad batara....

Catatan:
kisah ini juga dimuat di risalahmisteri.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun