Tak takut tinggal di tengah sawah? Sang istri menjawab santai, lebih takut suaminya katut wanita lain daripada takut gelapnya malam atau sambaran petir kala hujan turun. Penulis hanya tersenyum sambil berpikir 'wanita kadang sulit dipahami'
Kunjungan sang istri juga untuk mengambil telor-telor bebek yang akan dikirim ke pelanggan tetap di pasar dan juga pemesan untuk membuat telor asin.Â
Rerata setiap hari bisa menjual sekitar 200 butir telor. Telor bebek peliharaan Mas Suwarto amat disukai karena rasanya lebih nyoss dan kuningnya tebal. Ini disebabkan pakan bebeknya asli alami seperti cacing sawah, siput, juga precil atau anak katak. Sekalipun demikian tetap diberi asupan tambahan berupa beras jagung dan katul atau kulit padi yang halus.
Profesi yang langka ini berdasarkan pengalaman penulis selama ini di sekitar Pakis, Tumpang, dan Kepanjen hanya pernah bertemu sekitar 3 orang penggembala bebek yang hidupnya mengembara bersama bebek-bebeknya tercinta dari desa ke desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H