Pertengahan tahun 60-70an sering didengar mitos-mitos yang menakutkan bagi anak termasuk juga orang dewasa bahwa di pohon sirsak dan sawo adalah tempat bermukim hantu pocong.Â
Mengapa hantu pocong suka berdiam di pohon sirsak dan sawo sangat sulit dimengerti. Barangkali ini hanya sekedar untuk menakuti agar tak ada yang berani mendekati pohon sawo dan sirsak yang rimbun dan lebat dan tak ada yang berani mencurinya.Â
Bukankah pada masa itu buah-buahan memang barang langka karena memang saat itu negeri ini masih dalam masa paceklik besar. Sehingga anak atau orang mencuri buah karena lapar adalah hal yang sering terjadi.
Dan selama ini tak pernah kutemui atau ada hantu pocong yang menampakkan diri. Mungkin takut ditangkap atau enggan dengan manusia yang kini lebih menakutkan daripada hantu sendiri.
Minggu pagi kemarin, saya jalan-jalan pagi keliling Desa Kembang Putihan hingga Goa Selarong yang hampir setiap halaman rumahnya ditanami pohon sawo yang kini sedang musim berbuah.Â
Di depan gerbang masuk Goa Selarong, seorang ibu penjual sawo hasil kebunnya ketika kutanya mengatakan bahwa ia tak pernah ketemu hantu pocong seperti kata mitos. Karena masih kurang percaya akan penjelasannya saya pun setengah menantang.
"Coba ibu kalau malam tidur di bawah pohon sawo dengan selimut putih pasti semua orang yakin di bawah pohon sawo ada hantu pocong..."