Betapa gundah hati Ratna Manggali, sebagai perempuan yang telah dewasa yang menginginkan seorang pendamping hidup berkeluarga terhalang oleh sikap Calon Arang, ibunya yang pemarah karena dianggap sebagai dukun santet yang sering menyebabkan malapetaka di sekitar tempat tinggalnya.Â
Sehingga banyak orang yang takut, termasuk para pria muda yang ingin mendekati dan berkenalan dengan Ratna Manggali. Ratna Manggali pun mencurahkan isi hati kegundahannya pada Calon Arang, ibunya.
Kejadian ini tentu saja membuat gundah Raja Erlangga sebagai penguasa daerah tersebut dan ingin mengalahkan Calon Arang agar rakyat di sana kembali hidup dalam kedamaian dan sejahtera.
Raja Erlangga pun menghadap Mpu Barada seorang sesepuh sakti di Kediri untuk bersama-sama melumpuhkan Calon Arang. Mpu Barada yang juga tak mau melihat petaka dialami rakyat Kediri lalu meminta Mpu Bahula, salah satu siswanya untuk menemui Calon Arang untuk melamar Ratna Manggali sebagai istrinya.
Perkawinan pun dilaksanakan dengan pesta meriah yang juga dihadiri utusan Kediri dan warga setempat. Wajah ceria Calon Arang, Mpu Barada, dan utusan Kediri di antara kebahagian Ratna Manggali dan Mpu Bahula semakin membuat suasana menjadi indah.
Mpu Bahula yang kini menjadi musuh selimut berhasil mencuri kitab mantra Calon Arang dan memberikan pada Mpu Barada.
Ratna Manggali putrinya hanya bisa menangis melihat ibunya mati secara demikian. Namun rakyat Kediri bersorak gembira terutama mereka yang percaya bahwa Calon Arang adalah dukun yang menyebabkan semua peristiwa menyedihkan atau pageblug yang terjadi di Kediri.