Masa pandemi Covid-19 masih belum diketahui kapan berakhir, namun demikian kita tak boleh menyerah. Hidup dalam kenormalan baru sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 adalah pilihan yang tepat untuk tetap breprestasi di bidang apa pun sesuai dengan kesenangan dan panggilan hati. Demikian juga para pelukis tetap mengekspresikan segala kemampuan dirinya untuk berprestasi bahwa di masa pandemic atau pageblug ini bukanlah hal yang mustahil.Â
Setidaknya ini ditunjukkan oleh sekitar 319 pelukis dari seluruh Indonesia dalam Indonesia Painting Contest 2020 dengan bertajuk PANDEMI yang diadakan di Taman Krida Budaya, Malang pada Minggu, 6 September 2020.
Adalah Gus Nabil, seorang anggota DPR RI yang juga pemilik Nusantara Utama Gallery atau dikenal dengan sebutan nugaleri terpanggil mengadakan kontes bagi para pelukis di seluruh Indonesia.Â
Menilik nama galeri NU Galery dan pemilik galeri yakni Gus Nabil tentu ada yang bertanya apakah ini ada hubungannya dengan lembaga kemasyarakatan dan keagamaan Nahdatul Ulama. Jawabnya taka da hubungannya, hanya secara kebetulan Gus Nabil adalah ketua Pagar Nusa, sebuah perguruan silat di bawah naungan NU.
Keberhasilan pada kontes sebelum memberi inspirasi untuk diadakan lagi di Malang. Bukan tanpa alasan diadakan di Malang yang kebetulan banyak pelukis handal selain adanya pelukis ternama yakni Mas Sadikin yang handal melukis dengan menggunakan jari kaki.Â
Mas Sadikin pula menjadi pemberi inspirasi atau pembicara selesai lomba dalam berbagi pengalamannya mulai saat mengembara di Jakarta hingga berhasil menjadi pelukis profesional yang harga lukisannya rerata puluhan juta bahkan ada yang mencapai di atas seratus juta.
Ada yang melukis dengan crayon, cat minyat, dan cat air. Semua luar biasa. Sehingga para juri harus berdiskusi cukup lama untuk menentukan para juara. Ada dua puluh lukisan yang masuk nominasi dari 269 lukisan yang masuk namun hanya ada tiga pemenang saja yang diambil.
Pemenang pertama menjadi milik Mas Choirudin dengan tema Tetap Fokus, yang melukis saudara kita dari Papua yang tetap fokus membidikkan anak panahnya sekali pun tetap memakai masker.Â
Sebelum pengumuman pemenang para pelukis dan penonton disuguhi tari topeng Malang dari Padepokan Seni Mangun Dharmo dengan lakon Calon Arang yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat pada jaman Kahuripan kala menghadapi pandemi. Sebuah suguhan sendratari yang luar biasa dengan kolaborasi musik dan tari antara gaya Malang dan Bali yang mendapat sambutan luar biasa.Â
Selama lima belas tahun terakhir pagelaran sendratari wayang topeng Malang dengan penonton lebih dari 300 orang tetap duduk hingga pertunjukan berakhir lalu memberi tepuk tangan meriah baru kali ini. Mungkin para penonton yang kebanyakan para pelukis dan komunitas serta keluarganya jarang yang mengetahui dan baru kali ini menonton. Indonesia Painting Contest 2020 dan Padepokan Seni Mangun Dharmo telah menyuguhkan acara yang luar biasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H