Pada terapi terakhir beberapa hari yang lalu, terlebih dahulu sang terapis menawarkan untuk dilakukan pengekopan pada punggung karena menurutnya aliran darah pada tubuh penulis kurang lancar. Demi kesembuhan, penulis tidak menolak. Pengekopan ini hanya sekitar 8 menit saja.
Setelah pengekopan, selanjutnya dilakukan penarikan otot-otot kaki, tangan, punggung, dan bahu serta tulang leher. Saat penarikan otot punggung dan bahu ini, tubuh harus dipegang oleh terapis lain agar tubuh tak tertarik saat bahu ditarik lembut. Dan terdengar suara halus krek...lalu punggung pun terasa enteng.
Sembuh? Dua hari kemudian bahu yang terasa keseleo tak terasa sakit lagi, badan semakin terasa enteng, dan kuat gowes 30 km pergi pulang serta kerja di sawah. Tentu saja pikiran menjadi segar kembali apalagi terapi chiropractic ini tidak membayar karena dilakukan oleh sebuah komunitas sosial tanpa memandang latar belakang pasien.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/20/11-5f3dfeab097f361fe156df42.jpg?t=o&v=555)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/20/6-5f3dfd11d541df16195ed872.jpg?t=o&v=555)
![Pemeriksaan terakhir. Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/20/9-5f3dfd2cd541df30b101b502.jpg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI