Namun ternyata, pijatan pertama yang tak lebih dari 5 menit lebih cenderung untuk melihat kondisi otot-otot punggung dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh sang praktisi.Â
Setelah itu dilakukan penarikan otot-otot tangan dan kaki serta bahu secara cukup lembut namun sangat terasa dan bila ada semacam keluhan akibat salah urat.Â
Bisa jadi saat siku kaki dan tangan serta punggung ditekuk dan ditarik keluar bunyi krek...krek...yang membuat kaget. Namun tidak sakit asal saat dilakukan kita tidak boleh tegang sehingga otot menjadi kaku.Â
Jika kita tegang maka setelah dilakukan chiropractic akan terasa sedikit pegal pada otot-otot yang ditata kembali tadi. Rasa pegal ini akan hilang tak lebih dari satu jam. Tentu saja kondisi setiap orang berbeda.
Di tempat praktek lain, ada praktisi chiropractic yang melakukan bukan hanya dengan menata otot-otot tetapi juga dengan cara berbeda yakni dengan memijit-mijit kepala secara lembut sambil sedikit ditiup-tiup dan setelah selesai diberi jamu secara herbal.Â
Jika saya anggap aman maka saya minum sesuai aturan dan jika saya ragukan maka lebih baik minum jamu herbal tradisional Jawa yang sering saya minum.
Ada juga praktisi dari komunitas beladiri dan agama yang melakukan penyembuhan diiringi dengan menggunakan tenaga dalam. Ini akan terasa hangat kala tapak tangan mereka menyentuh punggung, tengkuk, atau kepala.
Untuk penggunaan tenaga dalam ini, sebenarnya ada juga pada penyembuhan tradisional Jawa yang dilakukan oleh komunitas beladiri dan agama. Hanya saja banyak yang memberi stigma buruk terhadap para pelaku atau praktisi sehingga sering diabaikan. Â Â
Selanjutnya diperiksa dengan pemijatan halus lalu sang terapis memberitahu tindakan yang harus dilakukan. Jika pasien menolak maka terapis tidak akan melakukannya dan memberi saran apa yang harus dilakukan si pasien.Â
Sebab pada dasarnya chiropractic hanya sebagai salah satu upaya menormalkan kembali kondisi tubuh sedang kesembuhan sepenuhnya ada pada diri pasien.