Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hijau atau Biru, Asal Produktif dan Bermanfaat

27 Juli 2020   10:43 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala saya duduk di bawah pohon turi di salah satu sudut pematang sawah sambil mengamati dan mengagumi keindahan bentangan alam yang kulihat hanya ada dua warna yang mendominasi. Hijau warna aneka tanaman dan biru warna langit yang cerah.

Paduan dua warna yang berbeda namun begitu mengesankan apalagi saat itu melintas sebuah pesawat terbang komersil semakin melengkapi kekaguman saya akan karya agung Sang Ilahi Pencipta alam semesta dan salah satu karya besar manusia dengan membuat pesawat terbang.

Kesan indah harus kurasakan walau saat itu muncul juga perasaan sedikit was-was dan kecewa yang muncul dari warna hijau dan biru.

Semprotkan herbisida pada tanaman ciplukan yang menjadi gulma. Dokumen pribadi.
Semprotkan herbisida pada tanaman ciplukan yang menjadi gulma. Dokumen pribadi.
Hijau produktif dan menggiurkan. Dokumen pribadi
Hijau produktif dan menggiurkan. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Suburnya tanaman warna hijau yang membentang di depan mata memang membuat mata sejuk namun pikiran sedikit jengkel. Sebab yang tumbuh subur seharusnya tanaman bayam tetapi di luar dugaan sehari setelah menebarkan benih, puluhan tekukur menyerbu dan melahap banyak benih bayam yang hanya seukuran 2mm. 

Dua hari kemudian hujan deras membuat air melimpah dan menghanyutkan benih-benih tersisa. Sialnya aliran air membawa benih-benih tanaman ciplukan dan tumbuh subur mengalahkan bibit bayam yang tinggal sedikit. Tak pelak seminggu kemudian harus menyemprotkan herbisida. Dan tentu saja harus mengeluarkan modal lagi.

Hijau memang indah, tapi kalau hanya menjadi hama dan gulma tentu saja membuat lahan tak produktif.

Birunya langit memang membuat alam demikian cerah. Siapa pun ingin merasakan seperti ini. Tapi birunya langit di pertengahan Juni adalah pertanda awal musim kemarau yang akan membawa kekeringan jika irigasi tak lancar. 

Birunya langit yang cerah akan memancarkan panasnya mentari yang menyengat. Masih mending jika sawah yang dikerjakan penuh air sebab akan memberi kesegaran. Jika sawahnya kering, selain membuat gerah juga banyak menguras tenaga.

Maka, kadang petani pun berharap semoga langit bukan hanya biru tetapi ada sedikit mendung untuk menjadi payung. Serta mau menurunkan hujan untuk membasahi bumi tetapi tidak sampai banjir menghanyutkan benih.

Biru cerah dan membuat gerah. Syukurlah air lancar. Dokumen pribadi
Biru cerah dan membuat gerah. Syukurlah air lancar. Dokumen pribadi
Biru cerah tanpa hujan bisa membuat kering. Dokumen pribadi
Biru cerah tanpa hujan bisa membuat kering. Dokumen pribadi
Hijau dan biru sama-sama indah jika produktif. Seperti kita yang centang hijau maupun biru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun