Bagaimana dengan parcel yang dikirim ke rumah?
Sekali pun parcel-parcel ini bukan untuk saya secara pribadi adalah riskan jika disimpan di kantor, para teman tentu ada yang melirik untuk diberi padahal mereka lebih dari mampu.Â
Parcel-parcel ini akan saya berikan kembali pada karyawan saat mereka berkunjung ke rumah pada hari Natal atau beranjangsana pada hari raya Idul Fitri. Sedang sebagian lagi saya berikan pada orang lain yang membutuhkan seperti pasukan kuning, tukang becak, atau tuna wisma.
Grativikasi atau parcel?
Pihak pemasok dan toko mengetahui bahwa parcel semuanya dikirim ke sekolah dan kantor ternyata menyadari bahwa saya pun wajib diberi secara pribadi dengan anggapan bahwa sayalah yang menentukan membeli di perusahaan atau toko mereka.Â
Tentu saja yang diberikan berbeda kualitas sekali pun wujudnya sama dengan yang diberikan untuk para karyawan. Misalnya kain dan baju batik, sarung, celana, bahkan bantal! Apakah hanya itu?
Tidak semua perawatan gedung dan pembangunan kami tangani sendiri, jika perawatan dan pembangunan besar untuk ukuran sekolah maka akan kami berikan pada kontraktor.Â
Di sinilah saya mulai tahu ternyata pihak pemberi proyek mendapat fee antara 10-15% dari nilai kontrak. Berhubung proyek besar ini bukan hanya saya tangani sendiri selaku kabag umum tetapi juga dengan pimpinan lain maka fee ini tidak diberikan kepada saya secara pribadi tetapi diberikan kembali kepada yayasan. Kenyataan pihak kontraktor tidak serta merta menutup mata sekali pun saya tidak pernah meminta secara langsung atau pun dengan bahasa tubuh.
Kala saya pulang kerja, maka pernah sudah ada kiriman seperti MTB, pc i3, laptop, monitor, atau printer. Bahkan ketika memasuki masa pensiun terkirim sebuah karangan bunga dengan ucapan terima kasih 'atas kerja sama selama ini dan semoga tetap sehat dan kuat untuk touring' Sebulan kemudian datang kiriman sepeda motor untuk touring. Parcel, grativikasi, atau thanks giving?
Inikah yang menyebabkan korupsi di negeri kita sulit diberantas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H