Hanya ada 3 orang yang penulis kenal sebagai mantan dewan sekolah tempat penulis mengajar dulu, mereka adalah the big boss sebuah perusahaan tekstil dan dealer mobil.Â
Sambil lesehan di rerumputan namun tetap menjaga jarak lebih dari 1,5 m dan menikmati bekal masing-masing kami berbicang tentang pengalaman bergowesria.
Pengakuan para the big boss selama pandemic Covid-19 hampir dua hari sekali harus gowes untuk menghibur diri karena pabriknya harus tutup untuk memotong jalur penularan tentu saja ini menjadi beban pikiran karena khawatir pabriknya nanti akan kolaps. Di sisi lain harus memperhatikan kesejahteraan karyawan yang tak mungkin diabaikan begitu saja.Â
Lain lagi dengan cerita seorang pensiunan BUMN yang hampir setiap hari gowes untuk menghibur diri karena kini menjomblo setelah pasangannya dipanggil Allah Swt sedang anak-anaknya bekerja di luar kota. Sedang selama bekerja dia sangat aktif. Kini sebagai pensiunan ia tak punya teman seaktif dia yang tak mau menjadi kaum rebahan.Â
Dari pembicaraan di atas termasuk yang tidak penulis sebut, satu kesimpulan mereka ini tak mau duduk manis atau bermain dengan PC atau lappy atau smartphone-nya saja yang membosankan dan justru bisa menurunkan daya tahan tubuh akibat beban psikologis sekali pun asupan makanan bergizi tetaplah terjamin.Â
Masa pensiun atau sudah tak bekerja lagi karena keadaan bisa menyebabkan seseorang mengalami post power syndrome yang sangat berbahanya bagi imunitas kaum lansia atau setidaknya pensiunan termasuk juga bagi mereka yang masih aktif namun karena pandemic Covid-19 dipaksa harus diam di rumah belaka.Â
Justru menurunnya imunitas atau kekebalan tubuh menyebabkan virus Covid-19 akan mudah menyerbu.
Penulis sendiri masih tetap di bawah pohong langsep pinggir sawah sambil mengamati para petani yang kini mulai istirahat bahkan ada yang pulang.
Sama seperti para goweser, kebanyakan petani yang kami jumpai adalah kaum lansia. Sekitar lima orang petani yang juga istirahat bersama penulis.Â
Tempat tersebut memang sejuk tetapi jalannya merupakan puncak tanjakan dengan kemiringan sekitar 45 derajat sejauh lebih kurang 5 km sehingga pas untuk istirahat.