Seri 3: Sri Minggat
Sementara Mbak Sri melantunkan tembang lawas, Mas Untung asyik berbincang dengan Minul, gadis cantik mungil yang pernah mampir di hatinya.Â
 "Aku ga keberatan kamu ikut Mbak Sri atau dengan siapa pun asal kamu senang, dapat uang, dan yang penting dengan cara yang benar....," kata Mas Untung sambil sesekali melirik Mbak Sri yang menyanyi.
 "Memang aku kerja di tempat yang salah?" saut Minul dengan sedikit senyum kecut sambil mengambil setusuk sate sajian makan siang.
 "Bukan begitu...maksudnya. Kamu minta surat pengantar ke Mas Bejo mau ke Lumajang ternyata tetap di sini."
 "Ya nanti akan ke Lumajang dan juga ke Surabaya. Sementara ini aku tak ingin jauh darimu...," jawab Minul sambil ngeloyor pergi ke meja pudding lalu mengambil segelas dan memberikan pada Mas Untung.
 "Sudah bisa lagu barat?"
"Ya sudahlah...dulu kita kan pernah latihan di balai desa," jawab Minul melirik Mas Untung. "Nanti aku kupersembahkan satu untukmu...," sambung Minul dan langsung menuju panggung kala Mbak Sri usai nembang.
Untung hanya diam terpaku melihat Minul menuju panggung, ia teringat sepuluh tahun yang lalu kala ingin melamar Minul. Hanya karena masih pegawai honorer di kantor kecamatan, kasih Untung kandas tak disetujui orangtua Minul.
"Para hadirin...kalau tadi Mbak Sri melantunkan sebuah tembang lawas, kini saya juga akan melanjutkan dengan tembang lawas yang semoga bisa membangkitkan kenangan manis yang pernah kita rasakan. Selamat menikmati... Dream of Me," sapa Minul pada peserta rapat yang masih asyik menikmati santap siang.
Dream of me...