Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Sri Minggat (Pergi Tanpa Pesan)

26 Februari 2020   12:40 Diperbarui: 26 Februari 2020   18:37 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukuh Karang Jepun pinggiran Desa Bulak. Dokpri

Atas prestasi ini, aparat dan pemerintahan desa memberi penghargaan dengan mengadakan upacara bersih desa dengan menanggap ludruk yang merupakan seni tradisional Jawa Timur yang paling digemari warga Desa Karang Jati. Tentu saja sangat disambut gembira semua warga.

Menjelang bulan Suro atau awal Nopember tahun seluruh warga menyiapkan tanggapan ludruk. Tapi ada sesuatu yang aneh. Tak disangka, tak diduga, dan tak dinyana ternyata keluarga Pak Bagus sudah pindah rumah tanpa pamit. Entah ke mana. Gosip pun merebak melebar.

"Hla iya mereka pindah ke sini kan belum resmi dengan surat pindah," kata carik desa.


"Sepertinya mereka pindah ke sini juga ga bawah perabotan...," kata seorang biadan atau yang membantu memasak untuk persiapan ludruk.


"Pak Bagus rupanya kuatir istrinya dilirik Bejo...,"guyon Parmin saat mengatur gamelan.

Dan yang heboh adalah ungkapan berapi-api seorang wanita muda,"Memang sebenarnya yang menang bukan Dukuh Karang Jepun tapi Dukuh Kobong." Ia melontarkan ucapan ini karena merasa kesal dukuhnya yang diharapkan menang lomba kebersihan desa ternyata kalah.

Setiap kejadian selalu ditanggapi dengan aneka pendapat. Ada yang sedih, gembira, banyak juga yang biasa saja. Termasuk seorang tokoh desa yang dengan santai bilang," Ini acara desa bukan untuk keluarga dia. Buat apa bingung. Terpenting saat ludrukan kita tetap guyup rukun."

Semua warga yang sedang gotong royong membuat panggung ludruk diam saja. Cak Bejo yang ndableg dan suka  ludrukan memecahkan keheningan dengan memutar VCD lagu Sri Minggat yang dilantunkan Sony Jozz.

Sedang di dekat dapur umum ada ibu-ibu yang memasak dengan goyang pinggul mendengarkan lagu orkes gambus Pergi Tanpa Pesan yang dilantunkan Ellya Khadam. Semua gembira menyambut acara ludrukan nanti malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun