Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Street Photography] Menangkap Geliat Kehidupan Jalanan Kota Malang

11 Februari 2020   12:31 Diperbarui: 13 Februari 2020   17:59 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa SD membolos untuk berjualan tahu krispi. Dokumen pribadi

Di seberang atau di depan gedung Bank Indonesia, dua orang petugas Satpam muda begitu sigap dalam menjalankan tugasnya. Mereka harus mengawasi dan mengontrol setiap orang dan mobil yang masuk ke halaman.

Sesaat tampak seorang wanita yang tetap mengenakan helm dan memparkirkan sepeda motornya di daerah larangan sedang menanyakan sesuatu pada Satpam yang melayani dengan sopan namun tidak memberitahu untuk parkir yang benar.

Hanya 10m sebelah kanan mereka, seorang petugas sedang menyapu tepi jalan dari sampah bungkus makanan yang dibuang orang dengan sembarangan. Sedang dua orang pengayuh becak sedang menunggu calon penumpang dan seorang lainnya membersihkan becaknya tanpa mempedulikan seorang wanita muda duduk di jok sepeda motornya sambil memainkan smartphonenya. Tampaknya  ia sedang menunggu seseorang. 

Di trotoar sisi timur gedung BI, dua orang tertidur pulas di kursi taman tanpa peduli suara klakson microlet yang dibunyikan untuk memanggil calon penumpang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Di sudut sisi utara mall yang belum buka ini, beberapa siswa SMP yang masih mengenakan seragam olahraga sedang duduk-duduk di pagar. Mungkin mereka sedang istirahat sambil menunggu makanan pesanan di gerobak K5.

Jam 10 pagi ketika mall mulai buka, saya masuk sekedar mencuci mata melihat pakaian yang ditawarkan dan kesibukan para karyawati yang mempersiapkan diri dengan menata masing-masing stand. Sebuah pemandangan yang bisa dijadikan subyek namun larangan memoto tetap harus dipatuhi dan dihargai. 

Berhubung para pengunjung masih sepi sekali, rasanya tak enak hanya berjalan-jalan di dalam mall tanpa membeli. Saya pun keluar dan segera naik mikrolet dari depan mall atau di samping kiri gedung BI untuk pulang. Dengan uang hanya 3.500 rupiah sudah sampai di rumah yang berjarak tak lebih dari 3,5 km saja. 

Selama perjalanan masih sempat mengabadikan momen menarik para pekerja kasar yang sedang memperbaiki trotoar dan saluran air di tengah teriknya mentari menuju tengah hari.

Mendung mulai menggelayut namun roda kehidupan terus berputar mengiring setiap langkah kehidupan manusia yang terus mencari kesejahteraan. Bukan hanya di kota Malang tetapi juga di setiap tempat di mana setiap kehidupan berputar. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun