Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dahlia-dahlia Liar Tepi Telaga

6 September 2019   11:52 Diperbarui: 6 September 2019   14:22 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menerima jamu, ia bertanya,"Hlo Mbak Sri kok mboten sadeyan....? (Mbak Sri kok tidak berjualan?)"

"Ora oleh ulem-ulem ta... wis rabi seminggu kepungkur karo blantik saka Ngadas," kata Mbah Yem (Tidak mendapat undangan kah... seminggu yang lalu menikah dengan pedagang ternak dari Ngadas)

Tenggorokan Joko terasa tercekik lalu segera menyruput beras kencur pemberian Mbah Yem. Ia pun teringat, sebatang dahlia liar yang diminta dari Marni, teman bermainnya di telaga, tadi belum sempat ditanam dan tergeletak di samping rumahnya.

Di antara riuhnya pasar terdengar lagu campursari lantunan Manthous, Bengawan Sore yang diputar Cak Mat penjual VCD bajakan.

       Ning pinggire bengawan tansah setya ngenteni sliramu

       Eling-eling jamane semono wus dungkap pitung ketiga

       Ning pinggire bengawan saben-saben mung tansah kelingan

       Wus prasetya ing janji kang suci ing lahir terusing ati

      Sanadyan kaya ngapa manungsa mung bisa ngreka lan jangka

      Gusti kang paring idi lan pesti, kita saderma nglampahi..

      Di tepi sungai besar aku selalu menantimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun