Kemarin siang, penulis dan seorang K'ner Surabaya (tak perlu saya sebut) bertukar pengalaman tentang kisah yang heboh tersebut. Bahwa kisah itu memang ada tetapi bukan di wilayah yang disebut di desa itu serta tak seseram itu. Mengapa bisa heboh? Sengaja dibuat heboh. Untuk apa? Kunjungan wisata atau menciptakan desa wisata. Titik.
Seorang Kompasianer beberapa hari yang lalu menulis "Memang Ada Tetapi Jangan Mengada-ada" Saya setuju itu.
Puluhan desa dan puluhan tempat mulai dari Banyuwangi hingga Kebumen di sepanjang pedalaman selatan Jawa serta gedung angker dan sangar apalagi hutan yang oleh orang dikatakan 'jalma mara jalma mati' artinya orang datang akan mengalami kematian sudah dikunjungi penulis untuk melihat dan membuktikan apa sebenarnya yang terjadi. Ternyata kisah yang dibesar-besarkan memang ada dan kisah yang mengada-ada juga ada. Sekali pun kisah tentang peristiwa mistis, santet, pelet, atau teluh juga ada dan bisa dibuktikan.
Kisah mistis seputar Gunung Bromo atau di tempat lain yang berbau 'katanya' tentu saja tidak akan saya tulis sebagai sebuah pengalaman sejauh itu tak bisa dibuktikan secara empiris selain sebuah kisah tutur tinular.
Salam budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H