Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Para Buruh yang Tak Pernah Demonstrasi

2 Mei 2019   07:23 Diperbarui: 2 Mei 2019   21:23 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adakah penyusup di antara buruh dan PKL yang demo ini?

Setiap kali pada perayaan Hari Buruh Sedunia, selalu ada orasi tentang nasib buruh yang tak pernah beranjak menuju kesejahteraan yang diharapkan oleh kaum buruh. 

Orasi dengan teriak-teriak lantang menggunakan perangkat pengeras suara yang besar adalah lumrah, sekalipun yang mendengar adalah kaum buruh sendiri dengan pengurus serikatnya. 

Sedang yang ikut nonton hanya para pencari berita, entah wartawan dan jurnalis, entah blogger dan vlogger, dan yang lainnya adalah para pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman ringan. Serta para aparat keamanan dan juga utusan perusahaan yang diberi tugas para bos untuk melihat karyawannya yang ikut demo.

Masyarakat umum biasanya cuma melihat sepintas atau hanya sekedar melirik sambil lalu  melanjutkan aktivitas masing-masing untuk mencari nafkah.

Pekerja di warung. Dokpri
Pekerja di warung. Dokpri

Buruh pabrik pulang kerja. Dokpri
Buruh pabrik pulang kerja. Dokpri

Jika orasi dilakukan kaum buruh sendiri, biasanya berjalan biasa saja. Tetapi jika disusupi dan ditunggangi penyusup (bisa saja politikus dan mahasiswa) yang mendompleng dan merasa diri mereka di belakang kaum buruh untuk menuntut kesejahteraan maka kadang suasana menjadi sedikit panas. 

Teriakan-teriakan bergaya intelektual dengan menyerukan anti kapitalis, padahal mereka memakai pakaian dan asesoris, serta menggunakan perangkat pengeras suara, smartphone, juga berbekal nasi bungkus dan minuman ringan yang sebenarnya produk kapitalis.

Syukurlah, tiga tahun terakhir May Day atau Hari Buruh selalu berjalan dengan cukup meriah di mana para buruh selain berorasi juga berjoget bersama dengan musik dangdut atau ada juga yang jaranan.

Demo buruh atau karyawan sebenarnya adalah hal yang biasa bila tuntutan peningkatan kesejahteraan sesuai dengan UMR yang ditetapkan pemerintah yang setiap tahun selalu ditinjau untuk ditingkatkan. 

Penulis sebutkan biasa karena memang banyak buruh atau karyawan atau pekerja yang mendapat upah di bawah (jauh) dari ketentuan UMK ditambah lagi tanpa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya saja

Maka kalau ada guru demo, perawat demo, dokter demo, dosen demo, sopir angkot dan ojol demo menuntut kesejahteraan bukan sesuatu yang luar biasa. Kecuali demo disebabkan hal lain seperti pelecehan profesi.

Para guru di pelosok. Dokpri
Para guru di pelosok. Dokpri

Buruh tani. Dokpri
Buruh tani. Dokpri

Kalau melihat dan mengamati secara mendalam sebenarnya ada juga kelompok kaum buruh yang sekalipun honornya jauh di bawah standar tanpa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja namun mereka tetap saja bekerja dengan tekun dan rajin. Bukan berarti mereka pasrah pada nasib dan takdir karena tak punya pilihan selain pekerjaan tersebut.

Mereka ini adalah buruh harian lepas seperti buruh tani dan pekerja kasar atau kuli, serta buruh tanpa ikatan perjanjian kerja seperti penjaga dan karyawan toko, satpam perumahan, pembantu di warung K5.

Bagi mereka bekerja bukanlah sekedar mencari uang, tetapi berupaya untuk memberi arti kehidupan. Sedang mencari nafkah bisa juga dilakukan dengan cara lain di luar pekerjaan mereka. 

Misalnya berdagang kecil-kecilan di dekat rumah, atau menjadi tukang pijit, dan masih banyak lagi yang sebenarnya termasuk ekonomi kreatif. 

Itulah perjuangan seorang buruh demi sebuah kehidupan namun tidak bermental kuli. Daripada mereka yang merasa dirinya sebagai (calon) intelektual tapi bermental kuli yang hanya bekerja kalau disuruh. 

Hidupnya pun bergaya bossy dengan menenteng smartpun mutakhir yang dibeli dari kiriman orangtua. Di depan kampus atau di sudut perempatan jalan berteriak lantang menentang kebijakan tanpa jalan pemecahan selain nada tinggi.

Adakah penyusup di antara buruh dan PKL yang demo ini?
Adakah penyusup di antara buruh dan PKL yang demo ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun