Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertunjukan Tari Tradisional Mahasiswa UM pada Hari Tari Sedunia, 2019

27 April 2019   22:24 Diperbarui: 27 April 2019   22:36 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Tari sedunia yang dirayakan setiap tanggal 29 April memang menjadi saat yang tepat untuk menampilkan seni tari secara terbuka oleh para pemerhati dan pegiat seni tari. Termasuk juga di beberapa kota di negeri kita, di antaranya Solo dan Malang.

Di Malang, perayaan Hari Tari Sedunia yang cukup sensasional diadakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang ( dulu IKIP ) di alun-alun Kota Malang yang merupakan titik nol Malang. Di adakan di alun-alun dengan harapan banyak pengunjung menjadi tertarik untuk menonton. Seperti diketahui di sekitar alun-alun Malang banyak mal dan plaza yang pada akhir pekan selalu ramai apalagi akhir pekan seperti ini.

Selain di alun-alun Malang, pegiat dan pemerhati seni tari juga mengadakan pertunjukan di Kampung Budaya Ponowijen yang merupakan salah satu desa tertua tempat Ken Dedes tinggal bersama Ayahandanya, yakni Mpu Purwa seperti yang tertulis di Negara Kertagama.

Tari Remo Asri Kusuma. Dokpri
Tari Remo Asri Kusuma. Dokpri
Penonton yang meluber. Dokpri
Penonton yang meluber. Dokpri
Sebelum tampil. Dokpri
Sebelum tampil. Dokpri
Di alun-alun Malang, UKM Universitas Negeri Malang bukan hanya menampilkan dari Fak. Seni saja tetapi juga dari fakultas lain pula. Namun tampilan yang diutamakan adalah seni tari tradisional khususnya dari wilayah Malang sendiri. Ada 23 tari tradisional yang ditampilkan mulai jam 11 siang hingga jam 8 malam. 

Tari pembuka, seperti biasa merupakan tari tradisional Malang yakni Beskalan Patih yang dikembangkan dari Padepokan Asmoro Bangun yang dipandegani Mas Handoyo dari Desa Kedung Monggo, Pakisaji. Tari ke dua yakni Tari Ujung Alit yang mengisahkan perjuangan para ksatria yang melawan kebatilan hanya bersenjatakan setangkai bambu. Tari ini ditarikan oleh 4 orang penari cilik dari sanggar UM.

Sajian ke tiga adalah Tari Remo Asri Kusuma yang ditampilkan secara massal oleh 36 penari yang merupakan gabungan dari beberapa fakultas.

Dokpri: Tari Ujung Alit
Dokpri: Tari Ujung Alit
Dokpri
Dokpri
Cuaca yang cerah cenderung panas, tidak mengurangi antusias pengunjung alun-alun untuk menonton termasuk beberapa wisatawan manca negara, seperti dari Belanda, Australia, Amerika, dan Kanada.

Satu hal yang kurang menguntungkan, cuaca yang cerah hingga jam 3 sore tiba-tiba berubah mendung dan hujan lebat. Dua belas tarian lagi yang seharusnya selesai pada jam 20.30 harus molor hingga jam 21.00 Penonton pun yang tadinya cukup melimpah menjadi buyar termasuk penulis sendiri harus pulang karena memang baru saja sembuh dan ke luar dari rumah sakit setelah terserang DB selama seminggu.

Hujan memang cukup mengganggu penampilan kali ini. Namun para mahasiswa Universitas Negeri Malang patut mendapat apresiasi dan penghargaan. Semoga lain kali tetap eksis dan semangat!

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
MC sedang wawancara dengan wisman dari Belanda. Dokpri
MC sedang wawancara dengan wisman dari Belanda. Dokpri
Rahayu...rahayu...

Salam budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun