Hari Tari sedunia yang dirayakan setiap tanggal 29 April memang menjadi saat yang tepat untuk menampilkan seni tari secara terbuka oleh para pemerhati dan pegiat seni tari. Termasuk juga di beberapa kota di negeri kita, di antaranya Solo dan Malang.
Di Malang, perayaan Hari Tari Sedunia yang cukup sensasional diadakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang ( dulu IKIP ) di alun-alun Kota Malang yang merupakan titik nol Malang. Di adakan di alun-alun dengan harapan banyak pengunjung menjadi tertarik untuk menonton. Seperti diketahui di sekitar alun-alun Malang banyak mal dan plaza yang pada akhir pekan selalu ramai apalagi akhir pekan seperti ini.
Selain di alun-alun Malang, pegiat dan pemerhati seni tari juga mengadakan pertunjukan di Kampung Budaya Ponowijen yang merupakan salah satu desa tertua tempat Ken Dedes tinggal bersama Ayahandanya, yakni Mpu Purwa seperti yang tertulis di Negara Kertagama.
Tari pembuka, seperti biasa merupakan tari tradisional Malang yakni Beskalan Patih yang dikembangkan dari Padepokan Asmoro Bangun yang dipandegani Mas Handoyo dari Desa Kedung Monggo, Pakisaji. Tari ke dua yakni Tari Ujung Alit yang mengisahkan perjuangan para ksatria yang melawan kebatilan hanya bersenjatakan setangkai bambu. Tari ini ditarikan oleh 4 orang penari cilik dari sanggar UM.
Sajian ke tiga adalah Tari Remo Asri Kusuma yang ditampilkan secara massal oleh 36 penari yang merupakan gabungan dari beberapa fakultas.
Satu hal yang kurang menguntungkan, cuaca yang cerah hingga jam 3 sore tiba-tiba berubah mendung dan hujan lebat. Dua belas tarian lagi yang seharusnya selesai pada jam 20.30 harus molor hingga jam 21.00 Penonton pun yang tadinya cukup melimpah menjadi buyar termasuk penulis sendiri harus pulang karena memang baru saja sembuh dan ke luar dari rumah sakit setelah terserang DB selama seminggu.
Hujan memang cukup mengganggu penampilan kali ini. Namun para mahasiswa Universitas Negeri Malang patut mendapat apresiasi dan penghargaan. Semoga lain kali tetap eksis dan semangat!
Salam budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H