Untunglah ketangguhan dan ketrampilan Mas Agus sebagai pengemudi sudah terbukti. Namun kami yang ada di dalam tetap saja seperti dilempar-lempar bukan sekedar berjoget ala dangdut pantura.
Tiga sepeda motor pengangkut rumput sedang berjibaku keluar dari derasnya air yang hampir saja menghanyutkan dan menenggelamkannya jika tak diangkat oleh sekitar 6 orang yang lewat termasuk dari seorang pilot TNI AU dan dua orang prajuritnya dari Pangkalan TNI AU Abdul Rachmansaleh Malang. Mereka adalah ( penulis sebut tanpa pangkat ) Mbak Cipta, Mas Deki, dan Mas Edwin.
Kami pun turun untuk ikut membantu atau paling tidak mengdokumentasikan sesuai permintaan Mbak Cipta dari TNI AU.
Jam 4 sore, setelah membantu dan mendokumentasikan peristiwa yang jarang terjadi atau setidaknya jarang kami lihat dan alami, wilayah Pasir Berbisik kami tinggalkan menuju Jemplang dan Bantengan untuk melihat kaldera dari atas. Walau suasana begitu kelabu, kami mempunyai pengalaman berbeda yang belum tentu akan dialami lagi.
Tunggu ....... masih ada kelanjutannya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H