Dahan patah dan pohon tumbang masih saja terjadi. Daun rontok karena angin mendadak bersama turunnya curah hujan lalu terbawa arus dan menutup saluran air. Maka banjirlah halaman sekolah kami. Banjir memang tidak sampai lebih dari 40cm dan segera surut. Namun bagaimana pun juga meninggal tanah becek yang licin. Ini sungguh mengkawatirkan bagi mereka yang lewat.
- Periksa dan bersihkan secara rutin saluran air limbah dan air hujan yang ada di sekitar bangunan dan halaman serta bangunan.
- Buat biopori dan saluran resapan yang memadai.
- Hindari pembetonan dan pengaspalan jalan dan halaman, sebaiknya menggunakan paving blok.
- Bangun atau ciptakan ruang hijau terbuka dengan menanam rerumputan dan bunga.
- Tanam pohon-pohon atau tanaman keras yang rimbun dan menghasilkan banyak oksigen. Seperti trembesi, filisium, dan beringin.
- Periksa dan rawat tumbuh kembang tanaman dan pohon. Segera pangkas dan potong  dahan dan pohon yang tua dan rapuh. Tanam kembali dengan tanaman baru.
- Sediakan tempat sampah yang memadai. Bila perlu bangun Tempat Penampungan Sementara atau TPS.
- Bekerjasama dengan warga setempat untuk membuat dan menjaga saluran air.
- Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengambil sampah dari TPS sekolah serta membantu saat ada masalah lingkungan hidup. Misalnya saluran air limbah mampet atau ada pohon tumbang.
- Ajak secara disiplin warga sekolah untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Tak terlalu sulit untuk menjalankan langkah di atas. Hanya niat dan tekad yang teguh akan bisa mencegah atau setidaknya mengurangi dampak yang tidak diharapkan jika terjadi hujan badai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H