Hai wanitaku nan cantik jelita dengan tebaran senyummu nan indah menyejukkan hati dan jiwa ini. Lihatlah dan pandanglah semua yang terpesona dalam keindahan karuniaNya. Betapa kami terpesona dalam balut embun pagi yang tebarkan sinar manikam semangat gelora tuk melangkah menikmati keindahan pertiwi dengan semilirnya angin pagi.
Menarilah hai wanitaku dalam kelembutan hati dan lembutnya senyuman dari bibir nan suci. Bacalah mantra kehidupan agar dunia ini terus berputar bersama kehidupan. Lantunkanlah tembang macapat yang menuntun jalan kita.Â
Menarilah hai wanitaku dalam panggung kehidupan yang temaram dengan irama lembut suara alam. Biarkan cengkerik bernyanyi. Biarkan kodok melantunkan paduan suara. Biarlah belalang terus menggesek biola sayap-sayapnya mengiringi perjalanan sang bintang. Biarlah burung kedasih di balik  dedaunan berteriak menunggu bulan yang enggan tersenyum di balik awan.
Menarilah hai wanitaku dalam panggung dunia nyata walau lampu benderang yang akan menunjukkan betapa lusuhnya dirimu. Tak perlu kau malu sebab itulah bukti cintamu yang akan membawa kehidupan ini terus berjalan.
Menarilah hai wanitaku di panggung kehidupan walau kadang kau terabaikan. Menarilah hai wanitaku di jalan-jalan yang akan membawa kita menuju bahagia di alam semesta. Sebab di sana tak ada lagi tetes air mata nestapa. Selain cucuran air mata bahagia yang membasahi semesta.
Menarilah hai wanitaku dalam kecipak air yang menyegarkan kita. Menarilah dalam dinginnya suasana di sana. Menarilah walau tanpa tepuk tangan. Sebab tepuk tangan akan berhenti dan semua yang menonton akan pergi.
Menarilah hai wanitaku dengan langkah lembutmu yang akan mengantar anak keturunanmu dengan senyum bahagia. Menarilah hai wanitaku....kau adalah pertiwi suci anak-anak bangsa.
Menarilah hai wanitaku.....kuakan mengiringimu dengan irama gamelan yang kutabuh. Kita jalani bersama kehidupan ini.