Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menarilah Hai Wanitaku dalam Keanggunanmu

26 Februari 2019   11:30 Diperbarui: 26 Februari 2019   12:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai wanitaku nan cantik jelita dengan tebaran senyummu nan indah menyejukkan hati dan jiwa ini. Lihatlah dan pandanglah semua yang terpesona dalam keindahan karuniaNya. Betapa kami terpesona dalam balut embun pagi yang tebarkan sinar manikam semangat gelora tuk melangkah menikmati keindahan pertiwi dengan semilirnya angin pagi.

Menarilah hai wanitaku dalam kelembutan hati dan lembutnya senyuman dari bibir nan suci. Bacalah mantra kehidupan agar dunia ini terus berputar bersama kehidupan. Lantunkanlah tembang macapat yang menuntun jalan kita. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Menarilah hai wanitaku dengan keanggunan gerakmu yang senantiasa menambah  gelora semangat menjalankan kehidupan ini. Biarlah semua memandang kemontokan tubuhmu. Biarlah semua memandang kemolekan lekuk tubuhmu. Biarlah semua menahan nafas agar tak tersengal pesona dunia ini. Teruslah menari hai wanitaku dengan keanggunan gemulai langkah dan senyum kehidupan yang akan menutup gelora asmara semata.

Menarilah hai wanitaku dalam panggung kehidupan yang temaram dengan irama lembut suara alam. Biarkan cengkerik bernyanyi. Biarkan kodok melantunkan paduan suara. Biarlah belalang terus menggesek biola sayap-sayapnya mengiringi perjalanan sang bintang. Biarlah burung kedasih di balik  dedaunan berteriak menunggu bulan yang enggan tersenyum di balik awan.

Menarilah hai wanitaku dalam panggung dunia nyata walau lampu benderang yang akan menunjukkan betapa lusuhnya dirimu. Tak perlu kau malu sebab itulah bukti cintamu yang akan membawa kehidupan ini terus berjalan.

Dokpri
Dokpri
dokpri
dokpri
Menarilah hai wanitaku....teruslah menari tanpa perlu membaca puisi sebab kau telah bicara dengan keanggunan dan ketulusan gerakmu di depan dunia.

Menarilah hai wanitaku di panggung kehidupan walau kadang kau terabaikan. Menarilah hai wanitaku di jalan-jalan yang akan membawa kita menuju bahagia di alam semesta. Sebab di sana tak ada lagi tetes air mata nestapa. Selain cucuran air mata bahagia yang membasahi semesta.

Menarilah hai wanitaku dalam kecipak air yang menyegarkan kita. Menarilah dalam dinginnya suasana di sana. Menarilah walau tanpa tepuk tangan. Sebab tepuk tangan akan berhenti dan semua yang menonton akan pergi.

Menarilah hai wanitaku dengan langkah lembutmu yang akan mengantar anak keturunanmu dengan senyum bahagia. Menarilah hai wanitaku....kau adalah pertiwi suci anak-anak bangsa.

Menarilah hai wanitaku.....kuakan mengiringimu dengan irama gamelan yang kutabuh. Kita jalani bersama kehidupan ini.

Tari Beskalan. Dokpri
Tari Beskalan. Dokpri
Tari Beskalan dari Pedepokan Seni Mangun Dharmo, Tumpang Malang
Tari Beskalan dari Pedepokan Seni Mangun Dharmo, Tumpang Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun