Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Hitam Putih Buruh Tani di Tengah Sawah

23 Februari 2019   13:24 Diperbarui: 24 Februari 2019   00:40 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukanlah hitam pakaian dan tubuh karena lumpur yang melekat.
Bukan pula hitam kulit karena sinar mentari yang menyengat.
Bukan juga karena sisa malam masih melekat saat berangkat dan tubuh masih terasa penat.

Buang gulma. Dokpri
Buang gulma. Dokpri
Tapi hitam karena mendung terus menggelayut menemani dan meneduhkan tubuh ini.

Tubuh yang terus berjuang agar hidup ini terus terawat.

Dokpri.
Dokpri.
Dokpri
Dokpri
Inilah yang kulihat dengan mata hati bagaimana para buruh tani kembali bekerja mengolah sawah setelah panen enam minggu lalu.

Dua minggu pula aku tidak ke sini bahkan sekedar menengok.
Kini kudatang dengan sekeranjang penganan tuk sekedar penghibur tubuh-tubuh menjelang renta yang terus bekerja.
Sekuntun senyum ceria kebahagiaan yang kuterima saat kusapa dengan kamera.

Jepret....jepret...betapa bahagianya mereka saat kulihat menyantap lauk ikan sepat.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun