Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memotret Keseksian Wanita dalam Foto Human Interest

20 Februari 2019   21:49 Diperbarui: 20 Februari 2019   21:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu obyek yang menjadi daya tarik seorang fotografer adalah wanita. Wanita sebagai lambang keindahan dan kelemahlembutan merupakan pemikat tersendiri yang patut ditampilkan sebagai sesuatu yang patut diperhatikan.

Penulis sendiri yang mempunyai hobi memotret, terutama foto landscape dan humaninterest sering mengabadikan sisi perjalanan kehidupan wanita yang sedang berlangsung. Tentu saja ini merupakan foto bebas tanpa sebuah rekayasa dalam arti ada penataan gerak dan gaya. Di sinilah nilai tambah dari foto tersebut sehingga bukan sekedar menjadi obyek tetapi subyek yang bisa menceritakan atau mengisakan kehidupan sebenarnya.

Penantian. Menunggu ayah dan suami.
Penantian. Menunggu ayah dan suami.
Ketika Bromo meletus 2010 silam hampir tak ada pengunjung. Namun seorang ibu tetap berjualan demi mengais nafkah.
Ketika Bromo meletus 2010 silam hampir tak ada pengunjung. Namun seorang ibu tetap berjualan demi mengais nafkah.
Dalam mengabadikan setiap moment, penulis memang tidak mengutamakan sudut pandang (angle) dan pencahayaan bukan berarti tidak perlu. Tetapi tangkapan moment sesaat yang bisa menerangkan sebuah kisah yang menarik untuk diperhatikan dan dicermati.

Di sinilah, foto-foto wanita bisa ditampilkan keseksiannya tanpa mengeksploitasi ke-sensual-an tubuhnya. Sebab jika hanya keindahan tubuh yang ditampilkan apalagi ditonjolkan, maka hanya wanita dengan tubuh proposional sebagai seorang artis atau model yang harus tampil sesuai dengan arahan sutradara.

Seorang ibu mengais sisa-sisa sesaji saat Kasada di Bromo.
Seorang ibu mengais sisa-sisa sesaji saat Kasada di Bromo.
Tergeletak mati di tempat sampat di negeri yang subur.
Tergeletak mati di tempat sampat di negeri yang subur.
Menemukan moment seperti ini memang tidak mudah, kecuali kita mau jelajah desa, kampung, pasar, atau tempat keramaian termasuk di jalanan seperti yang banyak juga dilakukan oleh para fotografer. Untuk menangkap moment seperti ini juga tidak harus menggunakan kamera DSLR atau kamera saku. Bahkan smartphone yang tak terlalu canggih pun bisa. Hanya perlu kejelian dan keberanian.

Salam jepret.    

Membajak tanah kering tengah hutan jati.
Membajak tanah kering tengah hutan jati.
Mengolah sawah berlumpur.
Mengolah sawah berlumpur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun