Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Topeng dan Kepalsuan

23 Oktober 2018   19:03 Diperbarui: 28 Oktober 2018   10:39 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri-putri Kerajaan Turyanpada (sekarang Turen Malang )

Bahkan teras rumah penulis yang terpampang sekitar lima belas topeng dengan warna lampu coolwhite dianggap rumah angker seorang dukun. Termasuk saat Indonesian Community Day II yang diadakan kompasiana.com pada Agustus 2018 di Malang ada tiga orang berdebat bukan sekedar bertanya tentang kesakralan topeng.

Trigangga. Koleksi pribadi
Trigangga. Koleksi pribadi
0 0 0 0

Pada kenyataannya, topeng bukan saja bentuk nyata tokoh imajiner yang dipakai seorang penari atau seniman. Pegeseran nilai-nilai budaya yang membawa kemerosotan nilai-nilai moral telah membawa orang pada kepalsuan dengan memakai topeng yang tidak nyata. Topeng-topeng yang dibentuk melalui ucapan, tindakan, dan penampilan untuk menutupi ketidakpuasan atas diri sendiri agar lebih diperhatikan dan dipercaya orang lain terutama masyarakat umum. 

Dengan memakai topeng, mereka memainkan drama kehidupan yang menyedot dan menguras emosi para penonton yang terjebak pada melankolis kepalsuan. Namun ketika topeng kepalsuan terlepas dan drama harus berakhir, bukan sorak-sorai tepuk tangan kemeriahan yang didapat. Hanya caci maki para penonton yang ada di dalam maupun di luar pertunjukan. Bahkan para pelaku lain termasuk para sutradara sendiri ikut mencaci dan mendepak sebagai pemain yang bodoh dan pantas ditendang.

Drama berakhir topeng pun dilepas. dokpri
Drama berakhir topeng pun dilepas. dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun