Tak tahan dengan gosip, Arjuno pun kembali mengembara. Hatinya berkecamuk. Antara ingin membela keluarga dan tak mau bertempur. Antara ingin mendapat kesaktian dengan berguru ke tempat lain di luar rumah supaya dapat memenangkan pertempuran yang akan dijalani dengan tetap hidup dalam keluarga sehingga dapat menjalan kehidupan normal sebagai seorang suami dari Wara Sembodro.
Buta Cakil memang bukan tokoh sebenarnya, tetapi gambaran nafsu dalam hati manusia yang menghadang untuk melakukan upaya membela kebenaran. Buta Cakil atau kegundahan hati Arjuno memang dapat ditaklukkan dan dibunuh oleh senjatanya sendiri. Artinya kegundahan hati Arjuno dapat dikalahkan oleh suara hati terdalam Arjuno yang harus membela keluarganya.
Arjuno pun kembali ke keluarganya. Berbekal ketenangan dan kemantapan hati, di hari ke dua perang Barata Yudha yakni perang saudara Keluarga Barata dapat dimenangkan Pendawa. Di mana Srikandi, istri ke dua Arjuno, yang merupakan titisan Dewi Ambilaka berhasil menjatuhkan Bisma dengan panahnya.
Arjuno yang sakti ternyata tak terlalu tangguh hatinya, kematian Abimanyu putra kesayangannya, kembali memporakporandakan suasana batinnya. Perang yang berlanjut membuat Arjuno melakukan tindakan licik dengan sering melakukan selingkuh Banowati, istri Dursasana dari pihak Kurawa. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui rencana Kurawa dalam perang Barata Yudha.
Arjuno dengan suara hati terdalam memang berhasil menaklukkan Buta Cakil si nafsu pengacau hati nurani. Tetapi sebagai lelaki, dia tak bisa menahan syahwatnya.
Catatan:
1. Menurut versi India, Srikandi adalah seorang pria yang berperilaku wanita.
2. Buta Cakil adalah gambaran halangan atau rintangan yang harus ditaklukkan. Dalam Mahabarata versi India tidak ada kisah dan tokoh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H