Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah sejak dulu sudah banyak membuat program-progam yang dapat mendorong perkembangan perekonomian rakyat. Program-program biasanya diwejawantahkan oleh pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait yang saling berhubungan dan saling mendukung dan bukan berdiri sendiri.Â
Sebagai contoh, misalnya penulis pernah mengikuti pelatihan membuat kue kering yang diadakan oleh Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Dinas Perindustrian menerangkan bagaimana membuat kue yang sehat dari bahan terbaik. Dinas Perdagangan menerangkan cara mendapat lisensi no industri sebagai makanan layak konsumsi.
Sedang Dinas Koperasi sebagai panitia menjelaskan bagaimana membentuk pusat-pusat industri dan pemasarannya sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian para peserta. Program-program yang dikembangkan ini, sekarang sedang menjadi trend dengan sebutan industri kreatif.
Di Hotel Pelangi Malang, pada Senin-Jumat, 4-8 Juni 2018 Dinas Koperasi Malang mengundang 60 warga masyarakat lewat kelurahan-kelurahan dan Asosiasi UMKM Samudra Indonesia (AUSI) mengikuti Pelatihan Membatik Bagi Masyarakat Calon Wirausaha Baru.
Kegiatan yang diadakan pada masa puasa ini, bukan sekedar untuk mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa. Lebih dari itu, para peserta ditantang membuat kain batik dengan kreasi sendiri namun sedapat mungkin menjadi batik khusus sesuai dengan sosial budaya Malang.
Mendapat tantangan ini peserta tergugah untuk membuat batik dengan motif Topeng Malang (topeng kisah Panji), teratai atau tunjung sekar yang menjadi lambang pada dasar Tugu Kota Malang dan tempat duduk atau tahta Ken Dedes ( Prajna Paramitta), seni tari Jaranan dan Bantengan (tentang Jaranan dan Bantengan telah penulis posting di K 3 tahun lalu), dan ada juga yang tertarik dengan motif Singo Edan lambang Arema.
- Menyiapkan bahan: kain putih (jenis dan ukuran sesuai kebutuhan), malam, dan canting (elektronik), dan pewarna. Semua bahan pada pelatihan ini diberikan secara gratis sehingga dapat digunakan lagi di rumah.
- Menggambar motif dikertas roti lalu dijiplak di kain putih atau langsung di kain putih, jika bisa.
- Membatik (dengan canting elektronik)
- Mewarnai dan fiksasi (mengunci warna agar tidak luntur)
- Pelorotan malam.
Bagaimana dengan pendanaan untuk mengembangkan usaha industri kreatif ini? Pengalaman penulis yang menggeluti bidang fotografi, tani, dan seni budaya lokal tidak terlalu sulit mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat dari BRI dengan bunga yang cukup rendah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H