Sehingga buah menjadi busuk atau paling tidak kurang menarik. Tentunya harganya pun jauh di bawah harga normal, yakni sekitar 30% harga buah sehat. Hama lainnya, yang paling sering menggangu adalah burung, lalat dan kelelawar buah.
Mengingat penanaman dan perawatan cukup mudah, maka petani buah naga menjadi lebih banyak dan pada akhirnya ketika masa panen raya tiba harga bisa turun drastis. Jika sepuluh tahun yang lalu harga buah naga terendah sekitar Rp 15, 000, - di tingkat petani.
Maka tahun ini harga terendah cukup membuat petani kelabakan, yakni pada akhir 2017 sekitar Rp2,200,- Walaupun pada akhir Maret 2018 kembali naik sekitar Rp 6,000,- perkg
Di sinilah perlunya peran pemerintah untuk membina petani agar tidak ikut-ikutan atau setidaknya perlunya peningkatan menejemen sederhana di tingkat petani, agar harga pupuk dan produksi tetap stabil. Dan, tentunya kesejahteraan petani tetap terjaga.
***
Sumber wawancara dan pengamatan: Bapak Harjuno, petani buah naga Desa Curah Jati dan beberapa petani dan pengepul (yang tidak mau disebut namanya) di sekitar Grajagan dan Purworejo, Banyuwangi Jawa Timur.
* Semua foto dokumen pribadi.