Tak pelak, beberapa orang yang baru saja menelentangkan diri pada tengah malam langsung keluar, lalu melihat dan menikmati musik patrol yang sudah tak kami nikmati hampir 30 tahun terakhir. Tiga lagu dilantunkan untuk menggugah dan menghibur mereka yang akan saur. Lagu Begadang, Ani, dan Syahdu dari Bang Rhoma Irama yang tak sesuai dengan irama alat musiknya yang berupa drum, tamborin, rebana, kenong, saron, dan peking, serta tong plastik besar bekas wadah bahan kimia, toh bisa menggugah kenangan lama yang cukup menghibur.
Musik patrol, bukanlah sekedar untuk menyanyi, menghibur, atau membangunkan mereka yang akan saur. Lebih dari itu, merupakan wujud kebersamaan dalam persaudaraan sederhana warga masyarakat pinggiran. Tanpa ada pamrih untuk dihargai atau dinilai para pelaku bukan sekedar berkeliling untuk bernyanyi dan membangunkan, tetapi dengan niat yang tulus ikut serta menjaga keamanan desa dan kampung dari niat tidak baik. Sehingga para setan dan para garong menjadi takut untuk keluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H