Si Cucu cuma mengangguk saja, lalu kembali menghadap tembok yang ada topengnya. Walau pun matanya dipejamkan toh ia tak bisa tenang selain hanya pura-pura. Sang Kakek pun melanjutkan membaca mantra.
Emmm …..memm…memmm….hemmm….hemmm….mememememeeemmmm….
Beberapa saat kemudian
“Mbah….”
“Ssshhhh….apa katanya?” Sang Kakek bertanya dengan lembut.
“Kalau mau pesugihan kan minta saja pada Nyi Roro Kidul. Mumpung kemarin Nyi Roro Kidul diajak jalan-jalan sama Ibu-ibu PKK.”
“Halaaaa….itu bukan Nyi Roro Kidul. Itu Bulikmu ikut karnaval!”
“Tapi kok bisa kaya, padahal gak kerja?” desak cucunya.
“Bulikmu itu simpanannya Mas…..eh banyak emas simpanannya!” kata Sang Kakek agak tergelincir.
“Uang dan emas ya Mbah….?”
“Iyaaa…uang dari Mas …..eh iyaa….uang dan emas.”