Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lengkruhing Lelaku

29 Agustus 2016   14:07 Diperbarui: 29 Agustus 2016   14:23 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ing kene aku sendheku ing eninge cipta

tanpa rasa hamung karsa kekarep ninggalake donya

Sanajan ta lintang gumebyar ing tawang

aku ora wani ndhangak mandeng

Candra kang sumunar ngalela kaya netra Panjenengan Dalem Gusti Kang Amakarya Jagad

tansah mandeng anggawe lengkruhe galih kang kairis kumandange swara sajroning jiwa

Ora ana maneh ukara kang kawetu saka lathi

apa maneh dedonga awujud pasrahing jiwa raga

Sumeleh atiku nalika dak sawang jumegreg adege Gusti ing ngarep korine galih sing isih durung kainep melik

Aku saya keranta

Ya gene aku kang tansah karoban agunge samodra kinasih asring lumaku cidra kang gawe kuciwa

Makarya mung gumelaring kekarep sumebaring picis sapethi

Ing kene aku sendheku tanpa kanca kanti pitakone galih

Suk kapan bisa mandheg lumaku tanpa cidra

apa maneh dosa

Senja di Kaldera Bromo
Senja di Kaldera Bromo
Terjemahan

Di sini aku berlutut dalam keheningan

tanpa rasa kecuali keinginan meninggalkan dunia

Sekalipun bintang bertaburan di langit

Aku tak berani memandang

Sinar bulan memancar bagaikan mata Sang Maha Kuasa

yang senantiasa memandang membuat lunglainya hati yang teriris gema suara dari dalam jiwa

Tak ada lagi kata yang terucap dari bibir ini

apalagi doa sebagai wujud pasrah diri

Pasrah hatiku saat kupandang Tuhan berdiri di depan pintu hati yang belum tertutup keinginan menguasai dunia

Aku semakin tersiksa

Mengapa diriku yang senantiasa dipenuhi kasih sering membuat kecewa

Bekerja hanya terbentang untuk mendapatkan segepok uang

Di sini aku berlutut tanpa teman dengan pertanyaan dari hati

Kapan ku bisa berhenti berjalan tanpa membuat kecewa

apalagi berbuat dosa

                Bekerja hanya terbentang untuk mendapatkan segepok uang

                Di sini aku berlutut tanpa teman dengan pertanyaan dari hati

                Kapan ku bisa berhenti berjalan tanpa membuat kecewa

                apalagi berbuat dosa

* Semua foto dokumen pribadi.

* Terjemah kurang lebih mendekati sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun