Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Inikah Batu Mulia dan Permata?

16 Mei 2016   08:55 Diperbarui: 16 Mei 2016   09:04 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian dari batu mulia yang kami temukan. Dokpri

Setahun yang lalu, saat kebanyakan orang dilanda demam batu mulia dan batu permata, saya termasuk salah satu orang yang tidak terpengaruh. Memang pernah melihat pameran akik dan permata di beberapa pertokoan di Malang, toh belum bisa melihat sesuatu yang istimewa selain warna yang menarik. Dan, ketika akan membeli sebuat mata cincin berwarna hijau dan ungu seharga tiga ratus ribu, seseorang membisiki saya itu hanyalah sebuah mata cincin olahan dan bukan batu mulia apalagi permata. Saya pun membatalkan diri untuk membeli.

Bentuk sebaliknya dari foto di atas. Dok.pri
Bentuk sebaliknya dari foto di atas. Dok.pri
7-5739280212977342048b456f.jpg
7-5739280212977342048b456f.jpg
Ketika saya akan ke hutan atau menyusuri lembah, ada juga beberapa orang memesan batu yang mungkin bisa diasah menjadi batu mulia. Termasuk 2 – 3 kompasianer yang secara guyonan lewat koment pesan akik dari Gunung Bromo dan Semeru. Saya hanya menjawab santai tak kenal akik. Kalau ke gunung dan hutan pun tak pernah meluangkan waktu untuk mencari atau memelototkan mata menemukan akik dan sejenisnya.

5-5739271a45afbd0d0526fd42.jpg
5-5739271a45afbd0d0526fd42.jpg
Minggu, 15 Mei 2016 kemarin, jam sebelas siang, ketika sedang menyusuri tepian hutan bersama empat orang, tiba-tiba secara tak sengaja mata menangkap bias sinar di jalan setapak di depan kami. Saya pun setengah berteriak “Eh ada akik….” Sontak saya dan seorang teman langsung mengais dan mencari lalu  menemukan beberapa bongkah batu dengan diameter antar 5 hingga 20 cm.

Sisi ke tiga dari foto pertama dan ke dua.
Sisi ke tiga dari foto pertama dan ke dua.
Sebagian dari batu mulia yang kami temukan. Dokpri
Sebagian dari batu mulia yang kami temukan. Dokpri
Setelah dicuci ternyata ada yang mengandung batu hijau keruh yang disebut sebagai batu giok yang berdiameter antara 2 – 7 cm. Ada yang mengandung batu hijau bening muda dan tua, serta hijau kehitaman. Salah satu teman menyebut batu jamrud, sedang yang kehitaman jamrud wulung. Ada pula yang membuat kami agak dag dig dug, bongkahan batu kapur yang mengandung batuan bening atau jernih dengan diameter sekitar 3 – 4 cm. Apakah ini intan atau berlian? Sayang sekali, atas kesepakatan batuan ini tak boleh difoto. Biarlah….walau ada yang tak percaya.

Semoga saja foto-foto di bawah ini bisa dilihat dan kompasianer yang mengetahui bisa membantu kami untuk memberitahu batu apakah ini.

10-5739282f117b6104053ccf89.jpg
10-5739282f117b6104053ccf89.jpg
11-5739285712977340048b4572.jpg
11-5739285712977340048b4572.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun