Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mushola di Pinggir Pedesaan dan Hutan

11 April 2016   19:47 Diperbarui: 11 April 2016   22:29 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Surau di pinggir hutan dan ladang penduduk di Cangar, kaki Gunung Arjuno dan Welirang, Malang"][/caption]Setiap orang yang melakukan perjalanan, entah sekedar untuk wisata atau menjalankan tugas dinas tentu tak pernah melupakan Sang Khalik, Sang Murbaning Dumadi, Tuhan yang maha kuasa, Allah SWT. Berdoa untuk mengucap syukur atas pendampingan, penyertaan, dan perlindunganNya selama perjalanan sehingga selalu selamat dan sehat. Juga untuk memohon agar tujuan yang ingin dicapai dalam menjalankan tugas dinas dapat membawa hasil dengan baik berkat ridhoNya.

Bagi umat Muslim, tentu memerlukan tempat khusus yang bersih dan suci untuk menjalankan ibadatnya pada waktu yang telah menjadi ketetapan. Maka tak heran menemukan mushola di tempat-tempat keramaian seperti pasar, pusat pertokoan, atau pun di komplek perkantoran dan tempat wisata.

[caption caption="Mushola sederhana di Pemandian Tirta Budi, Sleman"]

[/caption]

[caption caption="Mushola di lerang Gunung Panderman, Malang"]

[/caption]Bahkan bagi mereka yang sering pergi ke pelosok pedesaan dan pedalaman pegunungan atau di tepi hutan yang jauh dari keramaian kadang menemukan mushola dalam wujud yang sederhana. Entah hanya dari bambu dengan atap ilalang atau sudah terbuat dari kayu dan beratap genteng tapi tanpa dinding. Biasanya di tempat tersebut juga ada mata air yang bisa digunakan untuk wudhu.

Ada juga mushola yang sudah dibangun permanen, hanya saja kurang perawatan sehingga tampak suram sehingga kalau malam tampak sedikit seram. Malah ada juga yang sama sekali tak terawat dan roboh. Sungguh ini yang amat disayangkan.

[caption caption="Kok bisa seperti ini?"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun