[caption caption="Gerhana matahari hanya sebagian."][/caption]Gencarnya pemberitaan media elektronik tentang peristiwa alam gerhana matahari total, ternyata tak terlalu menarik perhatian masyarakat desa-desa di sekitar tempat tinggal kami. Apalagi menjadi bahan pembicaraan, seperti saat gerhana matahari total pada tahun 1983. Mungkin karena gerhana matahari total tak terjadi di sini.
Sejak jam 6 pagi, seperti biasa jalan mulai dipenuhi sepeda pancal dan sepeda motor yang mengantar para petani ke sawah dan ladang atau para buruh pergi ke pabrik. Kami pun gowes berdua ke kebun di sekitar Tumpang.
[caption caption="Dua orang tukang las melihat gerhana dengan pelindung wajah tukang las."]
[caption caption="Dua kakak beradik sedang melihat gerhana matahari. Kami tetap gowes."]
“Yok apa grahanane….( Bagaimana gerhananya )?” tanya Lik Mah ketika aku memberikan tiga bungkus rangsum.
“Betara Kala mboten kolu nguntal. Dilepeh malih. ( Betara Kala tak bisa menelan. Dimuntahkan lagi ),” jawabku disambut tawa mereka.
[caption caption="Bagi buruh tani, gerhana matahari tak terlalu menarik perhatian."]
[caption caption="Mendung menutupi gerhana matahari."]
Bagaimana di tempat pembaca?
[caption caption="Matahari kembali terang di atas Kantor Desa Wringin Songo pada jam 7.30 "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H