[caption caption="Rhoma Irama sedang beraksi. Sumber: merdeka.com"][/caption]
Awal tahun 70an dunia musik pop negeri ini diserbu aliran musik rock dan rock ‘n roll dari Beatles dan Rolling Stone atau juga Deep Purple serta Led Zeplin. Tak terkecuali musik dangdut yang saat itu baru saja ngepop dari aliran musik dangdut tradisional yang saat itu banyak disebut musik gambus.
Aliran musik dangdut saat itu yang paling terkenal dan merajai adalah dari kelompok musik dangdut Soneta Group yang dipandegani oleh Bang Haji Rhoma Irama. Bahkan sampai saat ini lagu-lagu Bang Haji Rhoma Irama ini masih sering diputar oleh beberapa radio amatir ( radam ) di Malang. Pendengarnya pun masih beragam mulai dari manusia jadul macam penulis maupun kaum muda yang masih ingin bergoyang dengan alunan musik dangdut yang bernuansa rock.
Kala itu, aliran musik yang ditawarkan Bang Haji Rhoma Irama banyak dipandang sebelah mata bahkan dikritik habis-habisan karena lebih menunjukkan aliran musik rock daripada dangdut. Salah satu lagu Bang Haji Rhoma Irama yang lebih kental dengan musik rock adalah lagu Santai.
Rhoma Irama tak bergeming atas kritikan ataupun pandangan sebelah mata para penggemar aliran musik lainnya. Sekalipun tak pernah dilirik oleh TVRI dengan acara Aneka Ria Safari yang konon disiarkan untuk menghibur masyarakat. Bahkan tak pernah disinggung oleh majalah musik yang saat itu cukup merajai, yakni Majalah Aktuil!
Dengan rasa percaya diri dan memang mempunyai kemampuan untuk menciptakan lagu, Rhoma Irama terus mengajak kaum muda saat itu untuk bergoyang. Gayung bersambut lagu-lagu ciptaannya yang dibawakan sendiri atau bersama Rita Sugiarto berhasil merengkuh para penggemarnya.
Lewat lagu-lagunya pula Rhoma Irama ingin menunjukkan bahwa dirinya sekalipun terpengaruh oleh aliran musik rock sebenarnya ia juga seorang musisi yang melankolis. Boleh jadi Rhoma Irama saat itu juga terpengaruh oleh aliran musik sweet yang melanda pada dekade atau dasawarsa sebelumnya.
Melankolisnya Rhoma Irama terlihat pada lagu-lagu ini:
1. Syahdu
Bila kamu di sisiku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
‘Ku yakin ini semua perasaan cinta
Tetapi hatiku malu untuk menyatakannya
………………………………………………………………..
2. Cuma Kamu
Cuma kamu sayangku di dunia ini
Cuma kamu cintaku di dunia ini
Tanpa kamu sunyi kurasa dunia ini
Tanpa kamu hampa dunia ini
…………………………………………….
3. Kerinduan
Betapa hati rindu pada dirimu, duhai kekasihku
Segeralah kembali pada diriku, duhai kekasihku
Aku juga rindu lincah manja sikapmu
Aku sudah rindu kasih sayang darimu
……………………………………………..
4. Malam Terakhir
Malam ini malam terakhir bagi kita
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada
Esok aku akan pergi lama kembali
Kuharapkan agar engkau sabar menanti
[caption caption="Rhoma Irama sedang menangis. Sumber: metronews.com"]
5. Kegagalan Cinta
Cukup sekali aku merasa kegagalan cinta
Tak akan terulang kedua kali dalam hidupku
Oooo ya nasib ya nasib mengapa begini
Baru pertama bercinta sudah menderita
………………………………………………
6. Ani
Ani………. Ani………….
Sungguh aku tahu kau cinta padaku
Ani………. Ani………….
Engkau juga tahu ‘ku cinta padamu
Tetapi untuk sementara biarlah berpisah
‘Ku pergi karena terpaksa demi cita-cita
Ani………. Ani………….
Tabahkan hatimu, aku juga rindu
7. Terpaksa
Sungguh terpaksa aku menyanyi
Mengharapkan tuan bermurah hati
Coba dengarkan aku menyanyi membawa suara jeritan hati
Aaa……aaaaa…..aaa……
Lagu terakhir yang saya sebut memang bukan lagu cinta, namun syair dan liriknya menunjukkan betapa halusnya perasaan Bang Rhoma. Seperti halnya para publik figure, selebritis, pejabat publik, dan politikus sering terjebak dan perbuatan dan sikapnya yang kontroversi, demikian juga Rhoma Irama. Namun berbeda dengan para koruptor serta para penjahat kerah putih yang sering cengengesan di depan kamera tanpa merasa bersalah apalagi berdosa. Sekalipun mereka memakai baju tahanan. Sebaliknya Rhoma Irama pernah menangis di depan para wartawan yang menyorot dengan kamera dan hujaman pertanyaan yang menyudutkan.
Penasaran? Mari Berdendang dan menghindari Mirasantika….daripada Begadang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H