Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Reog Ponorogo: Gambaran Pemimpin Takluk di Bawah Kecantikan Wanita!

22 Januari 2014   08:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabu Brawijaya V sebagai penguasa Majapait, gaya hidupnya yang doyan wanita (mempunyai banyak istri) boleh dikatakan sama seperti ayahnya Prabu Brawijaya IV. Kacang ora ninggal lanjaran. Sifat anak menurun dari orangtuanya. Prabu Brawijaya IV, yang saat muda bernama Damarwulan telah bersanding dengan Anjasmara, kemudian para istri Menak Jinggo yang telah ditaklukkannya. Padahal, sebenarnya Ratu Kencana Wungu telah berjanji akan menikah dengan Damarwulan jika berhasil menaklukkan Blambangan.

Kelemahan Prabu Brawijaya V ini terbaca oleh para wali songo yang ingin menyebarkan agama Islam di Majapait. Para wali pun menikahkan Prabu Brawijaya V dengan putri dari Campa yang menganut Islam. Pernikahan secara Islam merupakan tanda penaklukan seluruh wilayah Majapait yang paternalistis. Beberapa wilayah di pesisir utara memang telahdiislamkan, termasuk oleh Raden Patah, putranya sendiri yang mendirikan Kerajaan Demak. Apalagi ketika Raden Patah juga berhasil mengkudeta Majapait di bawah kekuasaan ayahnya sendiri, Prabu Brawijaya V.

1390353212740627005
1390353212740627005

Ki Ageng Kutu, salah satu bawahan Brawijaya V yang berkuasa di Wengker merasa terusik dengan tingkah pola sang raja yang mudah tergoda nafsunya terhadap wanita. Kerajaan Majapait yang limbung setelah ditinggal Prabu Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada semakin tak terurus. Pemberontakan dan pembangkangan pun terjadi di mana-mana. Ki Ageng Kutu tetap menghormati rajanya dan berusaha mempertahankan Majapait dari pengaruh Islam. Namun, Ki Ageng Kutu tak berani secara terus terang dalam mengkritisi rajanya. Sebagai seorang budayawan, lalu Beliau menciptakan seni reog atau barongan yang merupakan simbol kecaman tingkah pola Prabu Brawijaya V yang mudah dikendalikan oleh para istrinya atau wanita.

13903546361603854862
13903546361603854862
[caption id="attachment_291354" align="aligncenter" width="376" caption="Warok dan para penari. Pada masa lalu penarinya adalah pria, sebagai gambaran seorang gemblak yang diasuh oleh para warok."]
13903534021922856145
13903534021922856145
[/caption]

Lambang dalam seni Reog Ponorogo.

Barongan dengan kepala harimau ( Jawa: macan atau sima ) merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan raja. Barongan yang menari-nari merupakan gambaran raja yang mabuk kepayang atas nafsu birahinya melihat (kecantikan) wanita.

Dhadhak Merak atau burung merak di atas kepala harimau merupakan lambang kecantikan, keindahan, dan kelemahlembutan seorang wanita yang dapat menaklukkan kekuatan dan kekuasaan raja.

1390353543180142913
1390353543180142913

Para penari wanita adalah lambang para wanita yang selalu menggoda Prabu Brawijaya V untuk menjadi istrinya. Wanita yang duduk di atas kepala harimau dan di depan dhadhak merak merupakan gambaran salah satu istri raja yang berhasil menguasai raja!

[caption id="attachment_291356" align="aligncenter" width="500" caption="Raja sebagai pemimpin di bawah kekuasaan wanita."]

13903536301083186932
13903536301083186932
[/caption] Warok merupakan gambaran para pejuang dari Wengker atau Ponorogo yang berusaha mempertahan Majapait dengan segala adat istiadatnya dari serbuan agama dan budaya luar. Bojang Ganong merupakan gambaran pemimpin wadyabala atau pasukan Wengker yang berusaha mengalahkan pasukan Majapait.

[caption id="attachment_291357" align="aligncenter" width="360" caption="Bojang Ganong duduk di deretan paling depan. Topeng dilepas."]

1390353953114739677
1390353953114739677
[/caption]

[caption id="attachment_291359" align="aligncenter" width="241" caption="Wanita cantik yang selalu menggoda raja...."]

13903541801988843165
13903541801988843165
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun