Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Money

Uniknya Usaha Sandal Ukir

3 Januari 2013   11:56 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_218058" align="aligncenter" width="300" caption="Sandal yang menunggu proses penyelesaian akhir."][/caption] Hidup adalah pilihan. Jatuh bangun adalah perjuangan. Nasib bagaikan roda yang selalu berputar. Kadang di atas penuh kebahagiaan. Kadang di bawah penuh penderitaan. Semua orang pasti mengetahui hal ini, namun kadang tak memahaminya dan sulit menjalaninya. Namun tidak demikian bagi sebagian orang yang mengenal filosofi Jawa ‘roda manggilingan’ Hidup bagaikan putaran roda.

Salah satunya adalah, sebut saja Mas Sigit warga Perumnas Sawojajar Malang. Sepuluh tahun yang lalu, ia adalah pedagang sayur yang secara khusus mensuplai kebutuhan sayur-mayur beberapa hotel di Bali. Namun sejak kasus Bom Bali 2, permintaan menjadi surut seiring turunnya jumlah kunjungan wisatawan manca negara dan menginap di hotel. Usahanya pun jatuh dan sulit lagi untuk dilanjutkan. Ia tetap tegar dan selalu berusaha demi tetap mengepulnya asap dapur dan kesejahteraan keluarganya.

[caption id="attachment_218071" align="aligncenter" width="290" caption="Salah satu gambar atau ukiran spon karya Mas Sigit."]

13571887881892721687
13571887881892721687
[/caption]

Berbekal ketrampilannya menggambar, secara iseng ia menggambar di atas spon dengan alat pematri atau solder listrik ternyata menghasilkan sebuah gambar yang unik dan menarik. Spon tersebut akhirnya dipotong dan dibuat model sandal untuk putrinya yang baru berumur 5 tahun. Ternyata hasilnya amat bagus dan menarik beberapa tetangganya yang kemudian memesan untuk mereka sendiri dan sebagai cindera mata pesta perkawinan.

Berawal dari sini, Mas Sigit yang sedang terpuruk akhirnya mengembangkan bakat dan usahanya bukan sekedar iseng tetapi benar-benar untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Kini dalam sehari, Mas Sigit bisa memproduksi sekitar 1 lusin sandal ukir dengan aneka macam corak dan motif. Seperti motif bunga, kepala Suku Indian, hewan, lambang Arema, maupun corak sesuai dengan pesanan. Harganya pun cukup murah, antara Rp 17.500 – Rp 25.000 sesuai ukuran dan kerumitan motif ukiran. Sementara ini, produksinya hanya dijual atau melayani konsumen di kota Malang, Surabaya, dan Bali. Melihat keunikan hasil kerajinan ini, menurut penulis masih merupakan satu-satunya sandal spon ukir yang dihasilkan di negeri ini.

Proses pembuatan sandal spon ukir.

[caption id="attachment_218059" align="aligncenter" width="300" caption="Spon hitam, coklat, dan sol dipotong sesuai dengan ukuran sandal lalu dilekatkan jadi satu.    "]

13571877011927640001
13571877011927640001
[/caption]

[caption id="attachment_218062" align="aligncenter" width="300" caption="Permukaan digambar dengan pensil sesuai permintaan."]

13571880521832846948
13571880521832846948
[/caption] [caption id="attachment_218065" align="aligncenter" width="300" caption="Selanjutnya diukir dengan solder listrik."]
1357188231111440454
1357188231111440454
[/caption] [caption id="attachment_218066" align="aligncenter" width="300" caption="Perlu ketekunan dan kesabaran."]
1357188292425980323
1357188292425980323
[/caption] [caption id="attachment_218067" align="aligncenter" width="300" caption="Setelah diukir dengan motif bunga."]
1357188366778132455
1357188366778132455
[/caption] [caption id="attachment_218068" align="aligncenter" width="300" caption="Tali japit yang telah siap dipasang."]
1357188448751585222
1357188448751585222
[/caption] [caption id="attachment_218069" align="aligncenter" width="640" caption="Sandal yang telah jadi dan siap dipasarkan."]
1357188544733553261
1357188544733553261
[/caption]

Rincian modal pembuatan dan pengiriman sandal spon ukir per 3 lusin :

1.Spon hitam 10 mm untuk alasRp80.000,-

2.Spon coklat 2 mm untuk gambarRp46.000,-

3.Sol sandalRp60.000,-

4.Tali sandal Rp40.000,-

5.LemRp75.000,-

6.Beban listrik Rp 100.000,-+

Jumlah pengeluaran belum termasuk tenagaRp 401.000,-

Rincian hasil penjualan per 3 lusin

Rata-rata sandal seharga Rp 20.000,- per buah

Harga sandal per 3 lusin : 3X 12 X 20.000 = Rp 720.000,-

Keuntungan per 3 lusin : 720.000 –401.000= 319.000 rupiah.

Jika sehari bisa menghasilkan selusin sandal maka keuntungan yang diperoleh adalah : 319.000:3= 106.000 rupiah. Suatu jumlah yang ‘cukup lumayan’ jika produksi dan penjualan berjalan lancar.

Perhitungan modal dan penjualan dengan ukuran per 3 lusin, karena bahan hanya dapat digunakan untuk membuat sandal sebanyak antara 30 – 36 buah atau 3 lusin sesuai dengan ukuran.

Cinta Indonesia. Cinta produksi dalam negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun