Kejenuhan akan tugas rutinitas yang menggelayut di pundak kita memang amat melelahkan. Lelah raga dan lelah jiwa. Untuk melonggarkan pikiran yang tertekan pekerjaan yang menjemukan dan melemaskan otot-otot yang kaku jalan satu-satunya adalah wisata di akhir pekan.
Wisata dengan rekan kerja atau tetangga terserah yang penting bisa membuat bahagia. Namun alangkah baiknya jika bersama keluarga. Sungguh tega jika sudi pergi bersama teman tetapi keluarga terlupakan atau malah dilupakan. Sebelum semuanya termakan oleh sang dewa waktu Betara Kala, sebaiknya jangan biarkan mereka hanya melihat kita yang bersuka-suka.
Bicara wisata, pikiran kita senantiasa pergi ke tempat yang (cukup) jauh dan memerlukan beaya yang besar. Entah untuk ongkos kendaraan atau membeli makan dan minum. Bahkan kadang-kadang ada keinginan membeli cindera mata atau sekedar oleh-oleh.
Jika itu yang terpikirkan, bolehlah dilakukan pada saat ada waktu libur panjang atau setiap enam bulan sekali. Jangan setahun sekali kasihan suami atau istri dan anak-anak kita. Kecuali rencana wisata ke negeri manca yang perlu dana besar.
Wisata sederhana tanpa perlu dana besar alias murah adalah menyusuri pematang atau indahnya sawah ladang dan sungai-sungai di sekitar kita. Hijau pemandangan dan gemerciknya air sungai yang bening dan membentuk riak-riak indah menubruk bebatuan sangat menyegarkan mata dan hati serta jiwa. Hilang sudah kepenatan. Luruh sudah rasa jenuh. Lemas sudah otot-otot yang kaku. Pikiran pun menjadi jernih kembali seperti beningnya air yang keluar dari sumber-sumber di tepi sungai.
Masalah bekal jangan terlalu dipikirkan dengan berbagai pertimbangan. Mau membawa bekal sendiri atau membeli di warung sederhana, yang penting makanan tersebut bergizi, bersih, dan menyehatkan. Tentu akan amat menyenangkan jika bekal dibawa dari rumah lalu dimakan bersama di tempat tujuan.
Pergi ke tempat tujuan tak harus dengan naik kendaraan bermotor, entah kendaraan pribadi atau angkutan umum. Naik sepeda atau jalan kaki pilihan yang jangan diabaikan, jika jaraknya tak lebih dari sepuluh kilometer. Masak sih jalan kaki sejauh dua puluh kilometer sambil membawa tas punggung berisi bekal pergi pulang tidak kuat? Cobalah….
Nah, bagi warga Jakarta dan Surabaya menyusuri tempat seperti ini memang sulit ditemukan. Bagi warga Malang, Solo, Madiun, Jogja, Kediri, dan Bandung bukan masalah. Jadi kenapa harus pergi ke tempat wisata yang justru cukup berjubel di akhir pekan?
Kembali ke alam agar semakin dekat denganNYA.
* Foto-foto jepretan sendiri di sekitar Sleman, Jogja, Malang, Blitar, dan Lumajang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H