[caption id="attachment_295969" align="aligncenter" width="400" caption="Not for sale tapi dijual murah!"][/caption]
Sabtu, 15 Februari 2014 sekitar jam 1 siang, ketika saya dan mitra kerja ( seorang petani penggarap ) istirahat dan berteduh di pinggiran hutan dalam perjalanan pulang menuju lereng Gunung Bromo, seorang sales rokok menawarkan empat pak rokok filter merek ‘D***lLL’ dengan harga separuh harga resmi rokok yang bercukai. Padahal rokok ini sebenarnya rokok contoh dan jelas tertulis‘NOT FOR SALE’
Sebenarnya saya sendiri tidak merokok, kecuali kalau sedang di hutan merokok ‘klembak’. Sedang mitra kerja saya merokok namun lebih suka rokok kretek. Hanya karena kasihan kami membeli empat pak pada sales rokok tersebut.
Keesokan harinya ketika sedang membagikan masker pada pengungsi di daerah Pujon dan Batu akibat letusan Gunung Kelud, rokok tersebut saya berikan pada beberapa orang yang sedang ‘menonton’ keadaan di sana.Betapa kagetnya saya, ternyata salah satu pak atau bungkus ternyata bukan berisi rokok filter tetapi hanya filter saja sepanjang rokok tersebut.
Apakah ini kesalahan mekanis atau ‘quality control’ yang kurang berfungsi? Wah ternyata merokok ini memang betul-betul membunuhmu. Coba kalau merokok dengan bahan filter saja, mulut pasti akan terbakar dan paru-paru semakin meradang!
[caption id="attachment_295971" align="aligncenter" width="300" caption="Quality Control passed?"][/caption] Merokok membunuhmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H