Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komplek Perumahan Sederhana di Tepi Sungai dan Hutan Jati

17 April 2014   00:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, kalau ada waktu kosong senantiasa kami sekeluarga mengisi dengan kegiatan yang penuh tantangan. Tujuan untuk mengenal alam, latihan fisik, dan latihan mental.

Kali ini menyusuri pinggiran sungai untuk hunting foto nyambik dan garangan di pinggiran sebelah baratatau tepatnya perbatasan sebelah baratkota dan kabupaten. Tak jauh dari pusat keramaian Kota Malang hanya sekitar 5 km, bahkan kalau ditempuh dengan jalan kaki hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja. Dengan mengendarai dua sepeda motor selama 10 menit kami sudah sampai di sana. Sepeda motor kami titipkan di sebuah seminari, lalu kami menyusuri Sungai Metro. Sebuah sungai, yang menurut Kitab Pararaton tempat ini pernah dipakai Ken Angrok berasyik mayuk dengan Ken Dedes. Kata Metro sendiri berasal dari Bahasa Jawa kuno Amerta yang berarti air suci.

Karena letaknya di pinggiran atau perbatasan kota, keadaannya masih relatif bersih. Di tiap sisi Sungai Metro yang ada hanya kebun penduduk, hutan kecil atau hutan jati, dan perumahan elite yang harganya di 3 M. Jelas bukan ukuranku....

Sekitar 1 jam kami menelusuri tebing-tebing dan pinggiran sungai, lalu sampai pada sebuah komplek perumahan sederhana. Jumlahnya pun tak banyak, hanya sekitar 30 saja. Maka jelas tampak sepi sekali. Hanya ada tiga orang pria yang sedang menjaga keamanan di sana merangkap petugas kebersihan.

Saat mengamati satu persatu rumah sederhana tersebut, kulihat satu rumah baru yang masih kosong namun tak terkunci. Dibiarkan saja terbuka tanpa pintu. Salah satu penjaga mengatakan, keluarga pemilik rumah enggan menempatinya karena berada di tepi sungai dan hutan jati. Terlalu sepi dan sederhana.

13976428621571207879
13976428621571207879

1397642901921336013
1397642901921336013

“ Kalau ada yang mau menempati gratis kok Mas......,” kata salah satu bapak yang menjaga.

Waaaooooooow....... ada yang mau ? Gratis......!!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun