Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sarung, Pakaian Khas Suku Tengger

17 April 2014   21:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 4036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1397717924791480349
1397717924791480349

13977179731193197270
13977179731193197270

[caption id="attachment_303647" align="aligncenter" width="400" caption="Sarung yang diselempangkan di leher, biasanya juga untuk menyelimuti anak yang ada di gendongan."]

1397718259536187439
1397718259536187439
[/caption]

Salah satu kekhususan masyarakat Suku Tengger dalam berpakaian adalah menggunakan sarung dan memakai udheng. Udheng atau ikat kepala biasanya hanya dipakai oleh kaum pria dan pada hari-hari besar seperti Kasada, Karo, Unan-unan, Tirto Aji, dan Entas-entas atau pada saat ibadat di vihara atau di pura. Sedangkan sarung merupakan pakaian sehari-hari yang digunakan oleh pria wanita baik tua maupun muda.

Pemakaian sarung oleh kaum pria dan wanita berbeda sekali. Kaum pria memakai dengan cara dibuka dan dimasukkan lewat atas kepala lalu diselempangkan di badan. Bukan dibebedkan atau disarungkan mulai dari perut hingga mata kaki seperti layaknya kaum pria tempat lain jika memakai sarung. Tujuan semula pemakaian sarung adalah untuk melindungi tubuh dari dinginnya cuaca dan teriknya matahari saat bekerja di ladang. Sarung kaum pria paling disuka adalah warna hijau, merah, biru, dan ungu.

Pemakaian sarung oleh kaum wanita dengan cara menyatukan atau mengikatkan salah satu ujung bawah dan ujung atas sarung lalu dikalungkan di leher sehingga terjuntai ke belakang. Tujuannya selain untuk melindungi badan dari terik dan dinginnya cuaca juga untuk melindungi bayi yang di gendong di punggung, bukan pinggang.

Sarung kaum wanita lebih cenderung dengan motif batik Pekalongan dan Madura dengan warna-warna pucat, sekalipun kadang memakai motif dan warna seperti kaum pria.

1397718028178019932
1397718028178019932

[caption id="attachment_303645" align="aligncenter" width="326" caption="Seorang wartawan berusaha tampil dengan sarung gaya Suku Tengger, namun memakai ala wanita Tengger. Sudah diberitahu tapi rupanya ingin tampil beda...."]

13977180911154849054
13977180911154849054
[/caption]

13977182131382487068
13977182131382487068

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun