[caption id="attachment_304094" align="aligncenter" width="400" caption="Gerbang selatan Desa Ngadas tempat istirahat para petualang."][/caption]
[caption id="attachment_304095" align="aligncenter" width="400" caption="Pemandangan di sebelah kanan, tepat di depan kandang kuda kami."]
[caption id="attachment_304096" align="aligncenter" width="400" caption="Pemandangan di sebelah kiri, tampak perumahan penduduk."]
Bertamasya ke Gunung Bromo dan mendaki ke Gunung Semeru lewat Malang memang mengasyikkan dan penuh tantangan. Pada tulisan sebelumnya saya tulis tentang jalur berbahaya Coban Pelangi – Desa Ngadas, kini kita akan melewati jalur yang indah, menawan, namun juga tetap menantang. Jalur Desa Ngadas – Jemplang – Bantengan yang berada tepat di atas dan selatan Kaldera Bromo dan merupakan tapal batas Kabupaten Malang dan Lumajang.
[caption id="attachment_304097" align="aligncenter" width="400" caption="100 m dari gerbang desa, lurus ke Bromo lewat pinggiran desa. Ke kiri lewat tengah desa dengan tikungan dan tanjakan yang tajam."]
[caption id="attachment_304098" align="aligncenter" width="400" caption="Tikungan ke 3 yang jaraknya dengan tikungan 1 dan 2 hanya 50 m!"]
Jalur sepanjang 9 km ini jalannya memang cukup mulus dengan polesan aspal, namun demikian bukan berarti tidak berbahaya. Jalan hanya selebar 3 – 3,5 m atau 4,5 m dengan bahu jalan dengan kemiringan tanjakan antara 30° - 45° serta ada 4 tikungan tajam antara 300°- 320°. Kiri kanan jalan merupakan jurang curam antara 45° - 70° yang menjadi ladang penduduk dan hutan-hutan kecil dengan pohon akasia hutan. Jika cuaca cerah, sepanjang jalan 4 km menuju Jemplang bila melihat ke kanan kita bisa menikmati kemegahan singgasana para dewa yakni puncak Gunung Semeru yang tampak demikian dekat.
[caption id="attachment_304099" align="aligncenter" width="400" caption="Vihara Paramita tepat di sebelah gerbang utara Desa Ngadas."]
[caption id="attachment_304100" align="aligncenter" width="400" caption="Sebelah kiri Vihara Paramita."]
[caption id="attachment_304101" align="aligncenter" width="400" caption="Sebelah kanan Vihara Paramita. Pemakaman dan tempat upacara Nyadran, Entas-entas, dan Unan-unan dengan latar belakang G. Semeru"]
Sesampainya di Jemplang kita bisa melihat anggunnya Kaldera Bromo atau biasa disebut Adasan, karena daerah ini merupakan padang rumput yang juga ditumbuhi tanaman adas. Juga dapat melihat dengan jelas Puncak Maha Meru yang berdiri kokoh menantang setiap orang untuk mendakinya.
Tiga kilometer ke selatan dari Jemplang adalah Bantengan merupakan perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang. Jalan aspal mulus selebar 3,5 m cukup sempit untuk simpangan dengan kendaraan, apalagi dengan truk membawa hasil bumi. Jangan memacu kendaraan lebih dari 30 km perjam, selain tak bisa menikmati torehan kanvas alam oleh Sang Maha Kuasa di sini juga ada tikungan 90° jika tidak berhati-hati bisa menyebabkan terjun bebas ke Kaldera Bromo sedalam 300m!
[caption id="attachment_304103" align="aligncenter" width="400" caption="Daerah Jemplang ramai pengunjung saat Upacara Kasada 2011. Akhir 2010, kiri kanan daerah ini masih berupa hutan akasia dan pinus. Kini mulai ditebang untuk memperjelas pemandangan bagi wisatawan."]
[caption id="attachment_304110" align="aligncenter" width="400" caption="Kaldera Bromo dilihat dari sebelah kiri Jemplang."]
[caption id="attachment_304115" align="aligncenter" width="400" caption="Kaldera Bromo dan suasana Jemplang pada 2010"]
[caption id="attachment_304111" align="aligncenter" width="400" caption="Gunung Semeru dilihat dari sebelah kanan Jemplang pada 26 September 2006 jam 17.30 berdasarkan catatan pribadi sejak Oktober 2008, kawah Semeru tidak mengeluarkan semburan pasir setinggi ini lagi."]
[caption id="attachment_304112" align="aligncenter" width="400" caption="Kaldera Bromo dilihat dari wilayah Bantengan pada 2004 silam."]
[caption id="attachment_304113" align="aligncenter" width="400" caption="Kaldera Bromo dilihat dari Bantengan pada 2009."]
[caption id="attachment_304114" align="aligncenter" width="400" caption="Jalan aspal mulus, sering membuat pengendara lupa. Ada yang terjun bebas dari ketinggian 100 m lebih!"]
Tertarik? Tentu saja saya menunggu di sana dengan jeep atau kuda…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H